SITINDAON NEWS SITINDAON NEWS

Categories

  • Trending News (723)
  • Tarombo Marga Sitindaon (48)
    • Sukacita & Dukacita (12)
  • Politik & Opini (269)
  • Ekonomi & Bisnis (266)
  • Lifestyle & Health (359)
  • Tekno & Sains (69)
  • Entertaintment (65)
    • Games (0)
  • Food & Travel (93)
  • Budaya (57)
  • Inspirasi dan Inspiratif (133)
    • Jansen Sitindaon (31)
  • Sport (16)
  • Lowongan Kerja (29)
  • International (28)
  • Mimbar HKBP (0)
    • HKBP Pasar Minggu (3)
  • Pilpres 2019 (69)
  • Hukum & Kriminal (11)

Berdiri sejak 2018

  • Login
SITINDAON NEWS SITINDAON NEWS
  • Homepage
  • Tarombo Marga Sitindaon
    • Jansen Sitindaon
  • Siapa kita?
  • MORE

    HOT CATEGORIES

    • Pilpres 2019
    • Our Social Media
    • Games

    USER

    • Login Form
    Show
    • Forgot your username?
    • Forgot your password?
  • WTNG
Berlangganan buletin kami Newsletter
  1. You are here:  
  2. Home
  3. Tarombo Marga Sitindaon
  4. Jansen Sitindaon
  5. PARIS VAN SUMATERA

Search

PARIS VAN SUMATERA

FB IMG 1648110377822

Dulu ketika masih dizaman kolonial, di Indonesia ini sebenarnya ada 2 "Paris". Satu "Paris van Java" yg sampai skrg masih populer utk menyebut Kota Bandung. Dan satu lagi yg sudah tidak pernah lagi disebut — bahkan banyak orang Sumatera Utara sendiri tidak tahu — "Paris van Sumatra" yaitu Kota Medan.

Pada masa itu, Sumatera khususnya Medan memang jadi "bintang" baru di Hindia Belanda. Tempat ini tumbuh menjadi penanda keajaiban baru ekonomi perkebunan. Melalui tembakau, karet dan tanaman lain yg menjadi komoditas utamanya. Medan ketika itu bukan hanya sangat populer dengan tembakau deli nya yg menjadi favorit orang² Eropa, namun banyak hasil kebun lainnya.

Ditambah lagi ketika itu ada kompetisi antar para "penjajah". Inggris ketika itu sudah membangun Singapura dan Pulau Pinang di semenanjung Malaya sebagai simbol kesuksesan koloninya. Mau tidak mau Belanda juga harus punya simbol kemajuan di koloninya. Dipilihlah Medan yg kebetulan juga dekat dengan 2 kota Inggris diatas.

Bahkan sampai hari ini kita merasa, jika berangkat dari Medan, jarak kedua tempat itu tidak terlalu jauh. “Jarak kemajuannya” saja yang semakin hari-hari semakin jauh dengan Medan. Kedua kota itu sekarang telah jadi “kota dunia”. Bahkan banyak orang Medan sering berkunjung kesana utamanya lagi ketika sakit untuk berobat. Ataupun untuk liburan biasa.

Selain didukung "boom" hasil perkebunan, Medan ketika itu juga memang sudah banyak dihuni kaum "DELIAAN". Sebutan populer saat itu utk menyebut para “Belanda - Deli”. Orang-orang Belanda yg lahir dan tinggal di Deli. Yg walaupun telah lama tinggal di Deli, karakter dan selera Baratnya tidak hilang.

Diluar gedung-gedung kantor milik pemerintah kolonial, para Deliaan inilah yg kemudian juga banyak membangun gedung-gedung bercorak art deco, bercat putih bercitra Eropa di Medan. Yang sekarang sisa-sisanya masih bisa kita lihat.

Karena dari hasil kebun para Deliaan, para Belanda-Deli ini jadi kaya raya, maka segala hal yg ketika itu jadi tren di Eropa, mentah-mentah mereka impor juga jadi bagian budaya baru perkotaan dan gaya hidup di Medan. Pada masa ini Medan ramai dgn pertunjukkan kabaret Perancis yg saat itu sedang jadi trend, opera dll. Pokoknya apa yg sdg trend dan “in” di Paris dan Eropa tidak selang lama ada di Medan.

Sekarang, jika kita ke Medan, beberapa jejak gedung art deco itu masih bisa dilihat (minimal contohnya dalam foto² diatas). Khusus gedung-gedung yang pasca kita merdeka dipakai jadi kantor pemerintah, rata-rata masih terawat baik. Namun banyak lainnya tidak.

Melihat majunya Medan ketika itu, Chairil Anwar mengutif Dr. H Van Der Veen menyampaikan: "Molukken is het verleden, Java is het heden en Sumatra is de toekomst". Maluku adalah masa lalu, Jawa masa sekarang dan Sumatra adalah masa depan. Itulah bukti luar biasanya Sumatera cq Medan ketika itu.

Inilah sedikit cerita saya tentang MEDAN, "Paris vand Sumatera" yg terlupakan.

—JANSEN SITINDAON

https://www.facebook.com/1400494851/posts/10221224662351703/

Details
Category: Jansen Sitindaon
ZA Sitindaon By ZA Sitindaon
ZA Sitindaon
24.Mar
Hits: 465
ZA Sitindaon
ZA Sitindaon

No comments

Leave your comment

In reply to Some User
Previous article: Jansen Sitindaon: Mari Kita Kawal Sidang MK soal Gugatan Menolak Pemilu Sistem Proporsional Tertutup Prev Next article: Kekuatan AHY ada pada Sikap, Analisa, Pandangan dan Nilai-nilai yang jelas Next

SITINDAON NEWS 1

Sitindaon News menuju Situs Web Portal Berita Online berkelas dunia melalui penyediaan jasa informasi dan berbagai produk multimedia lainnya sehingga terbangun Tugu Namangolu didalam maupun diluar negeri khususnya marga Sitindaon yang nantinya dapat menjalankan fungsi² sosial lainnya bagi masyarakat luas. Berdiri sejak 2018.

Bagikan Share
FacebookFacebook MessengerMessenger TwitterTwitter WhatsAppWhatsApp TelegramTelegram Copy LinkCopy Link