Ilustrasi orang cerdas.(Unsplash/Bakhrom Tursunov)
Beberapa kebiasaan buruk sering dilakukan orang-orang yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Pasalnya, orang-orang cerdas mempunyai pola pikir atau cara pandang tersendiri dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
Kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukan orang cerdas, umumnya adalah perilaku sepele dan tidak merugikan banyak orang. Namun, kebiasaan sepele ini bisa merugikan rekan kerjanya pada waktu tertentu, seperti saat janji temu atau tugas bersama.
Lantas, apa saja kebiasaan buruk orang cerdas tersebut?
10 kebiasaan buruk tanda orang cerdas Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini 10 kebiasaan buruk yang bisa jadi tanda orang cerdas:
1. Meja berantakan
Kebiasaan membiarkan meja kerja tetap berantakan meski secara tidak sengaja, bisa menjadi tanda-tanda orang cerdas.
Dikutip dari Independent (12/12/2017), sebuah studi menunjukkan bahwa kekacauan mendorong orang untuk lebih berorientasi pada tujuan karena termotivasi untuk mencari keteraturan di suatu tempat.
Maksudnya, hanya dengan melihat meja atau ruang kerja berantakan, bisa membuat seseorang lebih produktif.
2. Suka kunyah permen karet
Seseorang yang suka atau sering mengunyah permen karet kapan pun dan di mana pun, bisa menjadi tanda kecerdasan. Banyak penelitian menunjukkan, mengunyah permen karet dapat membuat seseorang merasa lebih waspada atau fokus. Salah satu penelitian bahkan menemukan bahwa orang yang mengunyah permen karet memperoleh skor lebih tinggi dalam tes kecerdasan dibandingkan yang tidak. Penelitian lain menunjukkan bahwa mengunyah permen karet dapat meningkatkan mood dan mengurangi kadar hormon stres kortisol.
3. Sering mengeluh
Orang-orang cerdas mempunyai kebiasaan sering mengeluh mengenai berbagai hal di sekitarnya. Hal-hal tersebut seperti membicarakan layanan buruk di restoran, rekan kerja yang mengganggu, serta hujan yang tiba-tiba turun.
4. Sering melamun
Sering melamun mengkhayalkan sesuatu adalah salah satu dari kebiasaan lainya yang dilakukan oleh orang-orang cerdas. Kebiasaan berkhayal membiarkan pikiran melayang seperti itu dapat membuat seseorang memiliki pikiran lebih kreatif. Meski begitu, kebiasaan tersebut jangan dibiarkan terlalu lama hingga membuat seseorang menjadi tidak produktif dan berpotensi ditegur atasan.
5. Menggunakan kata tambahan
Menggunakan kata tambahan atau filler bisa menjadi tanda bahwa seseorang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kata-kata seperti “um” dan “uh” membantu pendengar memahami dan mengingat apa yang dikatakan. Sedangkan studi lain menemukan bahwa orang yang sangat teliti dan pekerja keras lebih cenderung menggunakan kata filler dalam percakapan.
6. Sering tunda pekerjaan
Orang-orang cerdas mungkin memiliki kebiasaan buruk dengan sering menunda-nunda pekerjaan yang diberikan kepadanya. Menunda tugas dalam hal ini merujuk pada perilaku menunggu waktu atau momen yang tepat dalam mengerjakannya. Kebiasaan seperti itu juga memberikan waktu untuk membiarkan ide-ide yang lebih beragam muncul.
7. Sering telat datang
Kebiasaan terlambat menjadi kebiasaan buruk lainnya yang kadang dilakukan oleh orang-orang cerdas. Perilaku seperti ini mengacu pada pengaruh terhadap persepsi orang cerdas mengenai waktu, hingga cenderung optimis. Dengan kata lain, orang sering terlambat mengharapkan bisa mengerjakan berbagai hal dalam waktu yang singkat.
8. Sering gelisah
Sering gelisah bisa menjadi tanda bahwa seseorang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata orang normal. Selain itu, melakukan gerakan gelisah seperti mengetuk kaki dan menggerakan jari-jari dikaitkan dengan risiko kematian lebih rendah. Namun saat berada dalam pertemuan dengan atasan, tidak disarankan untuk terus-menerus bergerak gelisah di kursi.
9. Bergosip
Penelitian menunjukkan bahwa bergosip terkadang dapat membuat seseorang merasa lebih baik. Sebuah studi menemukan bahwa ketika peserta mengamati kecurangan dalam permainan kepercayaan, detak jantung mereka meningkat. Namun, para peneliti memberi peserta opsi untuk mengirim catatan kepada orang-orang yang bermain dalam permainan (yang sebenarnya adalah rekan eksperimen) tentang apa pun yang mereka inginkan.
Kemudian sekitar setengah dari mereka memilih untuk menulis catatan yang menyampaikan informasi tentang cara-cara curang si penipu. Para peneliti menyebut, jenis transmisi informasi ini sebagai “gosip pro-sosial”. Setelah para pengirim catatan terlibat dalam gosip pro-sosial, mereka mengatakan merasa lebih baik dan detak jantung mereka menurun.
10. Sering menggigiti kuku
Dilansir dari Business Insider (10/9/2020), kebiasaan menggigiti kuku bisa menjadi tanda seseorang lebih pintar dibandingkan orang lain. Selain itu, sebuah studi menemukan bahwa kebiasaan menggigit kuku atau mengisap jempol sejak kecil dapat menurunkan risiko alergi saat dewasa.
Sumber: kompas.com
	      
	      
				
      