SITINDAON NEWS SITINDAON NEWS

Categories

  • Trending News (723)
  • Tarombo Marga Sitindaon (48)
    • Sukacita & Dukacita (12)
  • Politik & Opini (270)
  • Ekonomi & Bisnis (266)
  • Lifestyle & Health (361)
  • Tekno & Sains (69)
  • Entertaintment (65)
    • Games (0)
  • Food & Travel (93)
  • Budaya (57)
  • Inspirasi dan Inspiratif (133)
    • Jansen Sitindaon (31)
  • Sport (16)
  • Lowongan Kerja (29)
  • International (28)
  • Mimbar HKBP (0)
    • HKBP Pasar Minggu (3)
  • Pilpres 2019 (69)
  • Hukum & Kriminal (12)

Berdiri sejak 2018

  • Login
SITINDAON NEWS SITINDAON NEWS
  • Homepage
  • Tarombo Marga Sitindaon
    • Jansen Sitindaon
  • Siapa kita?
  • MORE

    HOT CATEGORIES

    • Pilpres 2019
    • Our Social Media
    • Games

    USER

    • Login Form
    Show
    • Forgot your username?
    • Forgot your password?
  • WTNG
Berlangganan buletin kami Newsletter
  1. You are here:  
  2. Home
  3. Politik & Opini
  4. Munir Lebih Layak jadi Pahlawan Nasional daripada Soeharto

Search

Details
Category: Politik & Opini
ZA Sitindaon By ZA Sitindaon
ZA Sitindaon
11.Nov
Hits: 108

Munir Lebih Layak jadi Pahlawan Nasional daripada Soeharto

Seorang pengunjung mengamati koleksi Museum Omah Munir di Kota Batu, Jatim. Dosen sejarah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Pradipto Niwandhono menilai, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib lebih layak menyandang gelar Pahlawan Nasional.(KOMPAS/DEFRI WERDIONO)

Dosen sejarah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Pradipto Niwandhono, menilai aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir Said Thalib, lebih layak menyandang gelar Pahlawan Nasional. 

Presiden Prabowo menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh di Istana Negara saat momen Hari Pahlawan Nasional, Senin (10/11/2025). 

Mereka adalah Soeharto, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Marsinah, Sarwo Edhie Wibowo, Mochtar Kusumaatmaja, dan Rahmah El Yunussiyah. Kemudian Sultan Muhammad Salahuddin, Syaichona Muhammad Cholil, Tuan Rondahaim Saragih, dan Sultan Zainal Abidin Syah. 

Media Asing Heran Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional Gelar Pahlawan Soeharto Berimplikasi pada Sejarah, Hukum Tata Negara, dan Demokrasi 

Soeharto menjadi tokoh yang menyandang gelar Pahlawan Nasional tetapi menuai pro kontra di berbagai kalangan, termasuk akademisi. 

Dosen Sejarah Unair Surabaya, Pradipto Niwandhono, menilai bahwa gelar tersebut belum layak disematkan pada seorang Presiden ke-2 Republik Indonesia tersebut. “Ya, saya kira belum layak untuk diberi gelar pahlawan karena bagaimanapun menurut standar hukum internasional Soeharto adalah pelaku pelanggaran hak kemanusiaan,” kata Pradipto kepada Kompas.com, Senin (10/11/2025).  

Ia menyoroti banyaknya kasus pelanggaran HAM saat masa kepemimpinan Presiden Soeharto. Puncaknya, pada Mei 1998 saat Orde Baru Soeharto dilengserkan oleh masyarakat. 

Dengan demikian, menurut Pradipto, penobatan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional mencederai nilai-nilai demokrasi dan keadilan yang diperjuangkan sejak reformasi. “Selain itu, penganugerahan gelar pahlawan akan mencederai cita-cita demokrasi di Indonesia,” imbuh akademisi lulusan The University of Sydney tersebut. 

Lebih lanjut, Pradipto juga bilang bahwa dengan Soeharto yang sekarang menyandang gelar Pahlawan Nasional menunjukkan negara Indonesia memberikan impunitas di bawah pimpinan Presiden Prabowo. “Dengan gelar itu, artinya pemerintah Prabowo sekarang membawa Indonesia untuk menjadi negara yang memberikan impunitas (kekebalan hukum) pada orang-orang tertentu,” bebernya. 

Pradipto juga menilai, keterpilihan Soeharto sebagai pahlawan menunjukkan bahwa bagi sebagian besar orang Indonesia, demokrasi bukan idealisme yang utama. “Mereka menginginkan kehidupan negara yang kuat dan stabil, atau jika tidak maka mereka akan mencari kepastian pada hal yang lain, misalnya agama,” ungkapnya. 

Dosen yang juga lulusan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tersebut menjelaskan bahwa terjadi pergeseran sistem sosial di kalangan masyarakat yang menjadi over-religius usai reformasi. “Kenyataan bahwa ada sejumlah orang yang menganggap Indonesia pascareformasi telah menjadi over-religius ikut mendorong kembalinya otoritarianisme,” tuturnya. 

Dari sekian banyak tokoh di Indonesia, Pradipto mengatakan, Munir menjadi salah satu yang layak menyandang gelar Pahlawan Nasional atas jasanya memperjuangkan kasus HAM. “Munir saya kira lebih pas, salah satunya,” pungkasnya.

Sumber: kompas.com

ZA Sitindaon
ZA Sitindaon

No comments

Leave your comment

In reply to Some User
Next article: Pahlawan Nasional, Antara Kesia-siaan dan Keniscayaan Next

Popular Posts

  • Cara Mengatasi Internet Telkomsel 'Lemot', Ikuti Langkah-langkahnya Agar Akses Internetmu Lancar
    27.Nov
  • Emak Emak Yang Terlibat Menjual Senjata Untuk Aksi Rusuh 22 Mei 2019
    28.May
  • Semrawutnya Parkir di Kawasan Pusat Pasar Medan
    04.Jan
  • Bokom, Makanan Pengantar Sejarah Aceh Singkil yang tak Lekang Digerus Zaman
    07.Sep

Categories News

  • Lowongan Kerja
  • Trending News
  • Food & Travel
  • Lifestyle & Health
  • Sport
  • Tekno & Sains
  • Entertainment
  • Ekonomi & Bisnis
  • Kisah Insipirasi
  • Budaya
  • Politik & Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Mimbar HKBP

Follow Us

Facebook Sitindaon News Instagram Sitindaon News YouTube Sitindaon News Twitter Sitindaon News Email Berlangganan Buletin Kami

SITINDAON NEWS 1

Sitindaon News menuju Situs Web Portal Berita Online berkelas dunia melalui penyediaan jasa informasi dan berbagai produk multimedia lainnya sehingga terbangun Tugu Namangolu didalam maupun diluar negeri khususnya marga Sitindaon yang nantinya dapat menjalankan fungsi² sosial lainnya bagi masyarakat luas. Berdiri sejak 2018.

Bagikan Share
FacebookFacebook MessengerMessenger TwitterTwitter WhatsAppWhatsApp TelegramTelegram Copy LinkCopy Link