SOEHARTO PAHLAWAN NASIONAL...?! 

Banyak orang yang memprotes kebijakan Jokowi dengan membangun IKN. Bagi mereka IKN itu adalah kesia-siaan (begitu juga dengan Whoosh-nya). Saya kok tiba-tiba teringat dengan apa yang dilakukan oleh Soeharto (yang saat ini sedang berupaya untuk diusulkan sebagai pahlawan nasional) yang merupakan kesia-siaan yang sangat besar berupa biaya kerugian dan dampak negatifnya yang sangat besar terhadap bangsa kita. 

Pernahkah terpikir oleh kita betapa besarnya kerugian dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebijakan Soeharto dengan menganeksi Timor Timur dulu? Menganeksasi adalah kata halus dari kata MENJAJAH. Atau barangkali para pengusul penghargaan Pahlawan Nasional itu belum lahir waktu itu dan tidak pernah tahu soal aneksasi TimTim ini? Jadi Indonesia itu pernah MENJAJAH TimTim di bawah kepemimpinan presiden yang mau dijadikan Pahlawan Nasional ini. Padahal bukankah penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. etc...etc....

Dampak kerugian Indonesia akibat aneksasi Timor Timur meliputi biaya ekonomi, biaya sosial, serta kerusakan reputasi internasional karena pelanggaran hak asasi manusia yang serius selama 24 tahun TimTim dijajah. Selain itu, Indonesia juga menghadapi krisis pengungsi dan ketidakstabilan politik dalam negeri setelahnya.

Dampak ekonomi dari pengerahan militer dulu itu sangat besar. Indonesia mengeluarkan biaya militer yang luar biasa besar untuk merebut TimTim, dan mempertahankan kehadiran dan mengendalikan operasi di Timor Timur selama 24 tahun.

Kerugian finansial yang kita alami sangat besar selama 24 tahun tersebut. Ada juga biaya finansial yang sangat besar akibat ketidakstabilan politik, seperti pemeliharaan kehadiran militer dan membantu pengungsi dari Timor Timur ke wilayah perbatasan Indonesia.

Anggaran negara yang besar untuk Timor Timur juga mengalihkan dana yang seharusnya bisa digunakan untuk pembangunan di Indonesia sendiri. Bahkan banyak propinsi yang iri karena TimTim mendapat pendanaan negara yang jauh lebih besar ketimbang propinsi lain di Indonesia.

Sebagai daerah yang diistimewakan dari segi anggaran, Timor Timur menyerap sangat banyak anggaran negara. Salah satu alasan dipertimbangkannya referendum adalah ketidak seimbangan antara kontribusi bagi negara dengan biaya yang diperlukan untuk mempertahankan Timtim. Dengan referendum tersebut, dampak peristiwa lepasnya Timor Timur dari Indonesia justru dapat meringankan beban anggaran negara terutama setelah terjadinya krisis ekonomi tahun 1998 yang membuat negara dalam keadaan terpuruk.

Dampak politik dan reputasi internasional

Pelanggaran hak asasi manusia (HAM): Aneksasi dan konflik berkepanjangan menimbulkan banyak korban jiwa dan pelanggaran HAM berat, termasuk kasus pembumihangusan. Indonesia dituduh melakukan Genosida di Timor Timur Hal ini mengacu kepada serangkaian tindakan terorisme negara yang dilancarkan oleh pemerintahan Orde Baru sepanjang masa invasi dan pendudukan Indonesia di Timor Timur. Sejumlah studi mengkategorikan pembunuhan yang dilakukan di Timor Leste sebagai genosida meski tentu saja kita tidak mengakuinya.

Kerusakan reputasi internasional: Tindakan militer Indonesia dikecam oleh dunia internasional, yang mengakibatkan kritik dan sanksi. Indonesia menghadapi tekanan internasional yang kuat untuk menyelesaikan konflik dan memberikan hak menentukan nasib sendiri kepada rakyat Timor Timur.

Ketidakstabilan politik: Konflik di Timor Timur memicu ketidakstabilan politik di dalam negeri Indonesia dan merusak citra pemerintahan. 

Dampak sosial

Krisis pengungsi: Terjadi gelombang pengungsi dari Timor Timur ke perbatasan Indonesia, yang menciptakan beban sosial dan ekonomi bagi Indonesia.

Korban jiwa: Banyak korban jiwa dari kedua belah pihak akibat konflik, termasuk tentara Indonesia dan warga sipil. Diperkirakan ada ribuan tentara yang mati dalam upaya merebut dan mempertahankan TimTim, belum lagi dari masyarakat sipil.

Dampak terhadap hubungan regional: Konflik ini berdampak pada hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangganya dan dinamika kekuasaan di Asia Tenggara. 

Pertanyaannya adalah apakah pernah Soeharto digugat atas kesalahannya dalam soal aneksasi TimTim yang jelas-jelas sangat merugikan bangsa dan negara selama 24 tahun tersebut? Di mana para aktivis kritis yang selama ini tidak ada hentinya mengkritisi kebijakan Jokowi? Apakah mereka memang belum lahir atau tidak pernah tahu soal kesalahan Soeharto di TimTim tersebut? Kok tidak ada suara mereka dalam hal in? Atau jangan-jangan justru mereka yang mengusulkan agar Soeharto jadi Pahlawan Nasional? 

Balikpapan, 28 Oktober 2025

Oleh: Satria Dharma https://www.facebook.com/share/1F8jFm6Sp5/