Search
- Details
 - Category: Politik & Opini
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 397
 

Kalau Rusia ditekan terus melalui embargo Ekonomi maka saya yakin mereka akan bisa membalas kembali dengan kekuatan supply energinya yang luar biasa ke dunia.
Apakah Rusia akan menghentikan supply GASNYA ke negara negara Eropa, saya rasa tidak. Apakah Negara Negara Eropa akan berhenti membeli Gas dari Rusia, saya rasa tidak karena mereka memerlukan Gas terutama untuk pemanasan Perumahan / Gedung pada musin dingin ini dan Rusia memerlukan dana tersebut untuk membiayai peperangan di Ukraina ini.
Yang akan terjadi RUSIA akan menaikan penjualan harga Gasnya ke Benua Eropa paling sedikit 70-75% bisa jadi 150% yang secara otomatis akan menaikan harga gas dunia dan minyak.
Maka dampaknya terhadap ekonomi Indonesia akan masif oleh karena ketergantungan kita kepada Energi fosil adalah 100% dan kita pengimpor minyak mentah.
Yang untung siapa?
Sudah jelas: Pengusaha besar lagi, yang bergerak di pertambangan baru bara dan Minyak kelapa sawit dan minyak Bumi.
Yang akan merasakan dampak Negatipnya siapa?
Silahkan dijawab sendiri.
https://www.facebook.com/100002198053795/posts/4899501693466384/
Peter F. Gontha
- Details
 - Category: Politik & Opini
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 365
 

SELAMAT PAGI INDONESIA ! M E R D E K A !!
Saya ingin membuka tabir yang menyakitkan. Namun hal ini harus dibaca dengan pikiran jernih dan jangan dimasukan dihati. Tapi dilihat dengan pandangan yang netral, tanpa emosi, dan pikiran waras tanpa menduga adanya udang dibalik batu dipihak saya.
Saya adalah orang yang sangat mengidolakan Amerika Serikat Karena kemajuan dan kehebatan teknologi nya, dan Amerika yang demokratis dan dan prajuritnya yang berani diseluruh dunia, dimana rakyatnya bahkan juga berani menyerbu gedung Parlemen atas dasar DEMOKRASI. (Sama seperti kita di Indonesia).
Sebetulnya saya juga was was menulis banyak mengenai RUSIA-UKRAINA-NATO-AMERIKA SERIKAT. Tetapi saya sangat ingin melihat dunia ini menjadi Stabil.
Namun kekuatan kekuatan dunia memang mengerikan. Kalau dulu kita hanya takut hegemoni AMERIKA sekarang CINA juga menjadi ancaman bagi dunia. Afrika sudah dikuasai Cina melalui OBOR (One Belt One Road) dan seluruh kekayaan alamnya termasuk infrastrukturnya telah dikuasai / dipanjar CINA. Jadi kita sebagai BANGSA juga NEGARA selalu harus berhati hati.
Bagi yang lahir sesudah 1985-an mungkin tidak mengalaminya. Tapi harus mengetahuinya.
Pada pertengahan 1970-an Indonesia menjadi Proxy NEGARA adikuasa AMERIKA SERIKAT dibawah Pres. FORD. Presiden Soeharto menjadi Proxy nya. Indonesia “Diperintahkan” untuk menyerang dan menginvasi TIMOR LESTE karena mereka berafiliasi dengan KOMUNISME, dan ditakutkan mengkontrol cadangan GAS yang luar biasa yang berada di Palung antara TIMOR LESTE dan Australi yang sering dilewati kapal selam Rusia.
Pada waktu Uni Soviet (USSR) pecah, tepatnya 26 December 1991, dan runtuh, kepentingan untuk menduduki TIMOR LESTE tidak lagi diperlukan. Indonesia dipermalukan NEGARA ADI KUASA termasuk AUSTRALI dan PBB dan dikatakan sebagai penjajah. Achirnya kita, PRESIDEN HABIBIE, angkat bicara dan mengembalikan TIMOR LESTE pada rakyatnya. PRES Habibie dicap sebagai penkhianat oleh Rakyat kita sendiri (mereka yang lahir sesudah tahun 1980-an) karena mereka tidak mengenal SEJARAH.
Itulah sebabnyanya saya ingin membuka tabir ini.
Sakit memang, menyakitkan tetapi yang lebih sakit adalah bagi keluarga puluhan ribu pemuda INDONESIA dan TIMOR LESTE yang gugur dalam peperangan di TIMOR LESTE.
Tanyakan kepada Jendral Prabowo, Jendral Luhut Panjaitan, Jendral Sintong, Jendral Safrie Syamsudin, Jendral Setyoso, Jendral Muchdi PR. mereka semua teman saya dan semua alumni Peperangan di TIMOR LESTE dan sangat mengetahui hal ini,
Bagaimana Indonesia dipermalukan dan ditinggal setelah kepentingan mereka sudah tidak perlu dijaga. Ukraina sekarang kembali dijadikan Proxy dengan strategi yg berbeda.
MERDEKA DAN MAJU TERUS NEGARA DAN BANGSA-KU INDONESIA, tapi TETAPLAH SELALU WASPADA.
PETER F. GONTHA
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4902196009863619&id=100002198053795
- Details
 - Category: Politik & Opini
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 337
 
Politik LCS
Tanggal 2 desember 2021. China protes karena Indonesia membor gas di blok Tuna. Ini kali pertama China protes atas wilayah Nine dast line yang di claim China. Pak Jokowi hebat. Dia tidak mau menghadapinya dengan perang polemik. Utusan khusus di kirim ke Beijing membawa surat rahasia yang berisi alasan Indonesia membor di blok Tuna. Sebenarnya kasus itu sudah selesai, Tetapi menjadi buyar begitu saja. Tanggal 14 desember Menlu AS, Blinken berkunjung ke Indonesia. China anggap Indonesia tidak serius menyelesaikan masalah blok Tuna ini dengan damai. Keliatan sekali politik luar negeri kita tidak terkoordinir dengan baik.
***
Saya tahu, memang sullt bagi Jokowi untuk menolak kedatangan Menlu AS, Blinken. Apalagi agenda kunjungan itu bersifat kenalan saja. Ternyata bukan sekedar kenalan. Blinken datang untuk mempertegas posisi AS di Indo Pacific. Bahwa AS akan memainkan perannya lebih besar dibidang ekonomi di kawasan Indopacific. Akan memberikan bantuan dana dan tekhnologi ke Indonesia dan negara ASEAN. Artinya dengan percaya diri, Blinken berkata, lebih baik kerjasama dengan AS daripada dengan China. Nah kacau kan.
Kementrian luar negeri China protes. AS dianggap melanggar kesepakatan tingkat tinggi antara peresiden. Dalam kesepakatan itu, China dan AS sepakat untuk menjadikan kawasan damai di Laut China Selatan. ( LCS). Artinya baik China maupun AS , tidak akan menciptakan blok di kawasan LCS. Semua masalah diselesaikan dalam kuridor kerjasama regional dan lebih utamakan kerjasama ekonomi.
Sebenarnya escalasi ketegangan hubungan china-Indonesia berkaitan dengan LCS karena ulah blunder Prabowo yang tidak paham soal geostrategis danq geopolitik. Kurang matang perhitungan intelijen. Tidak hemat bicara. Bayangkan. Bulan Maret 2021, waktu kunjungan ke Tokyo, Prabowo komit bersama Jepang menentang segala upaya China untuk mengubah status quo atas wilayah nine dash line yang di claim China. Padahal Indonesia tidak sedang dalam sengketa dengan China. Karena solusi sudah ada. Yaitu kemitraan ekonomi di kawasan LCS. China masih sabar saja atas sikap Prabowo itu
Belum cukup membuat China terperangah. Waktu kunjungan ke Bahrain pada Dialog Manama IISS ke-17 bulan November tahun lalu. Prabowo mengatakan bahwa Indonesia harus “realistis”. Yang menyiratkan sulit bagi Indonesia akan terus nonblok. Artinya demi kepentingan nasional, Indonesia bisa saja berpihak kepada salah satu kekuatan besar.. Itu sebabnya Desember awal China mulai panas. Mereka layangkan protes kepada Indonesia soal Blok Tuna. Ini udah bisa diselesaikan lewat misi rahasia Jokowi. Eh Menlu AS berkunjug ke Indonesia. . Jadi kacau lagi. Panas lagi.
Tetapi saya tahu. China lebih percaya kepada kepemimpinan Jokowi. Pada saat kunjungan Blinken ke Indonesia. Sorenya atau pada hari yang sama Jokowi menerima kunjungan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev. Menlu AS jelas merasa diremehkan Jokowi. Seolah dianggap kecil. Apalagi AS tahu hubungan china dan Rusia. Dalam dunia diplomasi. Tidak perlu ungkapan, tetapi tindakan sudah menunjukan sikap jelas Indonesia.
“ Gua engga ikut kemana mana. Mau deal sama gua. Bawa duit. Gua ada lokasi. Lue ada uang? Engga ada uang. Minggir aja. “ Kira kira begitu kata Jokowi.
Saya tahu Prabowo berusaha mengarahkan politiknya ke AS. Berharap memudahkan dia menuju RI-1 2024. Dan siapa lagi pengarahnya kalau bukan Anies. Seharusnya kita belajar dari Ukraina dan negara lain. Ketika negara itu masuk salah satu blok besar. Maka negara itu akan dijepit oleh perseteruan dua blok besar itu. Yang korban ya rakya kecil. Pak Prabowo, datanglah ke DPR. Dengar suara wakil rakyat itu dalam bersikap. Jangan bolos terus raker. Jangan hanya andalkan staf ahli. [ WAWAN SUWANDI ]
https://www.facebook.com/100014725653904/posts/1336107383556771/
- Details
 - Category: Politik & Opini
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 376
 
Transformasi Ekonomi.
Tahun 2013 saya bertemu dengan pejabat China di Guangxie. “ China sedang melakukan transformasi. Dari manufaktur dan industri yang berorientasi ekspor ke domestik. Pasar domestik kami harus kami optimalkan.”
“ Kenapa ? Tanya saya.
“ Konyol kalau terus bergantung ekspor. Pasar utama kami adalah AS dan Eropa. Kalau PDB kami tergantung mereka. Apa bedanya kami dengan Jepang, Taiwan, Korea. Yang hidup mati mereka tergantuk kebijakan tarif UE dan AS. Negeri ini pernah hancur akibat ulah UE dan AS. Dan mereka kalau ada kesempatan akan terus hancurkan. Negara manapun itu akan mereka jadikan korban “ Katanya.
Apa yang terjadi setelah itu? Lambat laun upah buruh China terus naik. Dari Rp. 2 juta / bulan. Kini sudah mencapai Rp 14 juta. Akibatnya daya beli rakyat meningkat. Produksi domestik terserap. Ketergantungan pasar ekspor samakin berkurang. Makanya walau kemudian terjadi perang dagang antara China-AS, China aman saja. Yang korban ya rakya AS. Karena harga melambung dan langka.
Kemudian China amankan pangan. Maklum China itu rakyatnya diatas 1 miliar. Resiko besar kalau pangan kurang. Sejak tahun 2013, riset besar besaran dilakukan untuk ketahanan pangan. Kini China sudah mampu mengubah iklim sehingga petani bisa produksi sepanjang tahun. Menjadikan air laut untuk tanaman padi. Sehingga luas tanaman padi bertambah. China juga merevitalisasi 50.000 desa menjadi estate food. Sehingga kemiskinan akibat kurangnya lahan produksi bisa diatasi dan melipat gandakan pangan.
China tahu ancaman akan kenaikan energi. Sejak tahun 2013 mereka lakukan program besar besaran replance pembangkit listri dari batubara ke energi terbarukan. Tahun kemarin mereka sudah operasikan hidro power terbesar nomor dua di dunia. Kapasitas 30.000 Megawat. Operasikan pembangkit listri tenaga angin terbesar di dunia. Untuk menjaga kelangsungan industri akibat krisis energi selama pembangun listrik terbarukan, tahun kemarin China sudah stok batubara untuk 5 tahun. Jadi, program energi terbarukan akan selesai semua dalam 5 tahun kedepan.
Apa yang akan jadi ancaman dimasa depan soal pangan dan energi China sudah antisipasi. Bukan dengan retorika. Tetapi kerja nyata. Ancaman ketidak seimbangan ekonomi global yang berdampak kepada perang tarif, China sudah amankan pasar domestik. Jadi mau beli barang china, atau engga. China engga ada urusan. Pasar ekspor hanya suplementari saja. Mengapa China mampu menganantisipasi itu?
Pertama. Nation interest mereka jelas. Tidak Abu abu. Akibatnya mereka paham membuat kebijakan yang bertumpu kepada geopoltik dan geostrategis.
Kedua. Mereka membangun negara secara modern. Lewat riset yang mahal. Dari rasio PDB, China adalah negara nomor tiga terbesar di dunia dalam hal anggaran risetnya. Dari segi size terbesar kedua di dunia.
Ketiga. China membangun lewat kerja keras dan minimal subsidi. jadi kehebatan china karena rakyatnya memang hebat.
Bagaimana dengan kita?. Hanya jokowi yang paham,. Yang lain engga jelas. Yang jelas, sejak era Soeharto sampai kini, tidak terjadi transformasi ekonomi. Tetap bertumpu kepada konsumsi bukan produksi. Lah anggaran riset ajan terendah di ASEAN. Gimana mau maju. Makanya saat Pemilu orang dikasih gocap mau berubah pilihan. (Wawan Suwandi)
https://www.facebook.com/100014725653904/posts/1335757503591759/
- Details
 - Category: Politik & Opini
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 470
 

"Kekuasaan itu candu, melenakan, anginnya membuai kerabat, keluarga dan teman². Sinarnya me-lambai², laron² beterbangan, berkisar datang merubung"
Kekuasaan itu candu. Melenakan. Sekadar dihembus anginnya saja, orang-orang akan terpelanting ke awan, jadi mapan, jadi kaya-raya, dan menggapai semua impian. Anginnya membuai kerabat, keluarga, teman-teman.
Singgasana kekuasaan itu bak seberkas cahaya yang begitu terang dan menyilaukan. Sinarnya melambai-lambai, laron-laron beterbangan, berkisar dan datang merubung. Terang cahaya kekuasaan bisa memberi harapan pada mereka yang putus asa, tapi panasnya juga bisa memanggang mereka yang tak terbiasa.
Jika hari-hari ini ada suara-suara yang ingin memperpanjang kekuasaan Presiden Jokowi, dengan aneka muslihat – tiga periode, perpanjangan masa jabatan, atau penundaan pemilu -- yang patut dicurigai adalah yang memiliki gagasan dan yang melontarkannya ke khalayak. Jangan-jangan, orang-orang ini justru ketakutan, apabila Presiden Jokowi berhenti sesuai konstitusi di tahun 2024, kekuasaan mereka di partai atau di kumpulan juga tumbang?
Jokowi sendiri jauh-jauh hari, setidaknya sudah tiga kali menegaskan: “saya ini produk pemilihan langsung”. Dan itu amanat reformasi. Karena itu, ide amendemen konstitusi pun sudah ditolaknya jauh-jauh hari. Alasannya sederhana: “Apakah ini tidak akan melebar ke mana-mana? Bukan sekadar amendemen untuk kembali ke garis-garis besar haluan negara?”
Suara-suara untuk melanggengkan kekuasaan Presiden hari-hari ini datang dari para pecandu yang khawatir kehilangan nikmatnya kekuasaan.
Suara rakyat – juga saya – jelas: menolak perpanjangan kekuasaan, dengan muslihat apa pun. Survey LSI terbaru yang dikeluarkan hari ini, 3 Maret 2022 menyebutkan:
• Mayoritas warga menolak perpanjangan masa jabatan presiden sehingga Presiden Joko Widodo harus mengakhiri masa jabatannya pada 2024 sesuai konstitusi (berkisar 68-71%), baik karena alasan pandemi, pemulihan ekonomi akibat pandemi, atau pembangunan Ibu Kota Negara baru.
• Mayoritas warga juga lebih setuju bahwa pergantian kepemimpinan nasional melalui Pemilu 2024 harus tetap diselenggarakan meski masih dalam kondisi pandemi (64%), ketimbang harus ditunda karena alasan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi (26.9%).
Jadi, sodara-sodara, kepada mereka yang masih bermain-main dengan perpanjangan kekuasaan ini, kita layak mengingatkan: jangan sampai termakan tulah kekuasaan. Seperti laron yang mengejar cahaya dan terjengkang kepanasan.
Kekuasaan, kata Pramoedya dalam novel kolosal Arus Balik, "seperti unggun api dalam kegelapan dan orang berterbangan untuk mati tumpas di dalamnya."
.
.
.
Tomi Lebang
- Details
 - Category: Politik & Opini
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 798
 

SitindaonNews.Com | Perang Rusia- Ukraina sebenarnya terjadi adalah karena Ukraina yang tidak menghormati Perjanjian Minsk tahun 2014 dan 2015, dimana dalam perjanjian tersebut sudah ada kesepakatan antara Rusia dan Ukraina untuk memberikan status ekonomi khusus kepada wilayah Luhansk dan Donetsk.
Presiden Ukraina tidak mau melaksanakan perjanjian tersebut dengan alasannya DPR belum membuat UU nya, sementara pemerintahnya sendiri tidak pernah mengajukan UU ekonomi khusus tersebut ke DPR nya.
Akibatnya, rakyat yang ada di Luhansk dan Donetsk berontak untuk memerdekakan diri. Pemberontakan tersebut dihadapi oleh militer Ukraina dengan keras.
Rusia tidak mau turut campur atas apa yang terjadi antara Ukraina dengan para pemberontak Luhanks dan Donetsk dan menganggap itu adalah urusan dalam negeri Ukraina sendiri.
Justru Eropa dan AS membantu persenjataan militer Ukraina untuk menghabisi pemberontak atau kelompok separatis Luhansk dan Donetsk.
Melihat Eropa dan AS yang membantu militer Ukraina, maka kelompok pemberontakpun meminta bantuan Rusia. Untuk itu Rusia meminta atau menuntut agar Ukraina patuh pada perjanjian Minsk tahun 2014 dan 2015 tentang kawasan ekonomi khusus wilayah Luhansk dan Donetsk, tetapi presiden Ukraina ngeyel dan presiden Ukraina yang pelawak itu justru mentertawakan Rusia.
Presiden Rusia, Putin menganggap sikap presiden Ukraina yang pelawak tersebut sebagai bentuk mengajak berantam. Putin pun mengambil keputusan untuk menghabisi presiden Ukraina dan tidak bermaksud Ukraina menjadi koloni Rusia.
Setelah presiden Ukraina dihabisi atau jatuh, maka selanjutnya kembali diserahkan kepada rakyat Ukraina sendiri untuk memilih presiden baru.
*Z.A. Sitindaon*