Search
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 337
 
Ilustrasi pembuangan bayi. (Antara)
SitindaonNews.Com, || Aparat kepolisian di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur menangkap suami dari seorang kepala desa di Kabupaten Blitar yang diidentifikasi sebagai pelaku pembuangan bayi yang lahir prematur di tepi jalan raya Desa Pojok, Kecamatan Ngantru, Tulungagung.
Sang suami kades, RY (45), inisial pelaku pembuangan bayi asal Wonodadi, Blitar itu ditangkap pada Senin (20/3/2023) malam, setelah polisi curiga dengan keterangannya saat menjadi saksi penemuan bayi dalam kardus di tepi jalan Desa Pojok Kecamatan Ngantru, Tulungagung, demikian keterangan Kasi Humas Polres Tulungagung Iptu Mohamad Anshori di Tulungagung, Selasa (21/3/2023).
"Pelaku atau tersangka ini awalnya adalah saksi utama dalam kasus ini. Dia yang mengaku menemukan bayi dibuang di pinggir jalan lalu melaporkan ke polisi," ujar Ansori.
Selain RY, polisi kemudian menangkap pula seorang wanita muda berinisial WY (20), yang diidentifikasi sebagai ibu bayi tersebut. WY belakangan diketahui sebagai selingkuhan dari RY.
Hubungan terlarang RY yang berstatus suami dari Kepala Desa Jaten Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar ini dengan WY selama hampir setahun terakhir menyebabkan janda muda asal Desa Srikaton, Kecamatan Ngantru Tulungagung itu hamil dan melahirkan bayi prematur.
Diduga, RY dan WY malu dengan anak hasil hubungan terlarang tersebut. RY juga tidak bersedia menikahi WY karena statusnya yang sudah beristri.
"Kedua pelaku kemudian merancang skenario membuang bayi hasil hubungan gelap tersebut, dan seolah menemukan di pinggir jalan. Ini terungkap setelah penyidik mempelajari keterangan saksi yang tidak konsisten saat pemeriksaan di kantor Polsek Ngantru," lanjutnya.
Kedua pelaku kemudian ditangkap pada Senin (20/3) malam sekitar pukul 20.00 WIB di rumahnya.
Setelah dilakukan interogasi ulang dan berdasarkan keterangan dari saksi saksi, akhirnya RY dan WY akhirnya mengakui telah merekayasa kejadian penemuan bayi tersebut.
Kedua pelaku kemudian ditangkap pada Senin (20/3) malam sekitar pukul 20.00 WIB di rumahnya.
"Kedua pelaku mengaku melakukan perbuatan membuang bayi tersebut karena malu, sehingga berinisiatif membuang bayi yang baru dilahirkannya itu," ungkapnya.
Kedua pelaku dijerat dengan pasal 76C Sub 80 Ayat (1), (3) dan (4) UURI Nomor 23 tahun 2002 sebagaimana diubah dengan UURI Nomor 35 tahun 2014 sebagaimana diubah dengan UURI Nomor 17 tahun 2016 tentang Penetapan Pemerintah Pengganti UU No. 1 tahun 2016 tentang Perubahan ke dua atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-undang. (Sumber: Antara)
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 266
 
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom).
SitindaonNews.Com, || Misteri 2 mayat yang diantar ke RS di Kota Bandung hingga kini belum terpecahkan. Meski salah satunya kuat diduga merupakan korban penganiayaan, namun polisi masih belum bisa mengambil kesimpulan.
Kedua mayat tersebut diketahui diantarkan ke RS Hasan Sadikin dan RS Santo Yusup.
Namun tanda tanya kemudian muncul setelah tidak ada pihak yang bertanggungjawab atas kedua mayat itu.
Seperti mayat pertama yang dibawa ke RSHS Kota Bandung. Mayat berjenis kelamin pria ini tidak diketahui identitasnya dan kabarnya hanya diantar dua orang menggunakan sepeda motor ke RS tersebut
"Saya belum bisa simpulkan itu pembunuhan, terus TKP-nya (sementara) juga bukan di saya (wilayah Sukajadi). Jadi tadi (kemarin) pukul 01.17 WIB ada yang ngantar jenazah ke Rumah Sakit Hasan Sadikin" ujar Kapolsek Sukajadi Kompol Dadang Cahyadiawan saat dikonfirmasi.
Menurut informasi yang diperoleh Dadang, penemuan mayat itu awalnya berasal dari telepon Kapolsek Cicendo. Posisi mayat berada di depan hotel Jalan Dr Djunjunan, Kota Bandung.
"Dicek anggota di Hotel Vio dari CCTV tak ditemukan kejadian di wilayah saya," kata Dadang.
"Ditelusuri CCTV sepenjang wilayah Djunjunan sampai keluar pintu tol dan Hasan Sadikin, tidak ada TKP, akhirnya saya laporkan ke Inafis dan Pak Kapolres," ujarnya menambahkan.
Mayat saat ini dibawa ke rumah sakit Sartika Asih. Rencananya mayat tersebut akan dilakukan visum untuk mengetahui penyebab kematiannya.
"Identitas tidak ditemukan, korban luka, ada lebam di muka depan, sama dada kiri dan punggung kaya ada bekas tusukan. Dua orang yang mengantarkan jenazah belum ditemukan, tapi identitas sudah dikantongi," jelasnya.
Karena kondisi itu, Dadang belum bisa menginformasikan apapu mengenai temuan mayat tersebut. Ia juga belum bisa menyimpulkan mengenai dugaan korban ini sebelumnya telah dianiaya sebelum meninggal.
"TKP betul belum jelas, jadi kami belum bisa simpulkan, kami berusaha terus cari. Info korban ditemukan di selokan yang ada di Hotel Vio, itu gak ada selokan disepanjang itu," terangnya.
Selain RSHS, jasad korban dugaan penganiayaan juga dikabarkan telah dibawa ke Rumah Sakit Santo Yusup. Informasi dihimpun, korban merupakan seorang lelaki dan diantar oleh dua orang pria ke RS tersebut.
Tak hanya temuan 2 mayat, pada Minggu kemarin ada seseorang yang diduga korban penganiayaan.
Namun korban masih bisa selamat dan hanya mengalami luka
Korban tersebut dibawa ke Rumah Sakit Advent, Kota Bandung. Informasi diperoleh, korban yang dibawa ke RS Advent merupakan korban penganiayaan yang TKP-nya diduga terjadi di wilayah Coblong.
Terpisah, dikonfirmasi wartawan Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Aswin Sipayung mengatakan, Satreskrim Polrestabes Bandung sedang menyelidiki informasi tersebut. "Masih dikejar," katanya.
Sumber: detik.com
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 380
 

Mantan Kapolres Bukittinggi, AKBP Dody Prawiranegara yang menjadi terdakwa kasus dugaan peredaran narkotika bersama terdakwa Linda Pujiastuti menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Jakarta, Rabu, 1 Maret 2023. Dalam sidang ini, Dody membacakan surat tulisan tangan yang berisi skenario kasus dari Teddy Minahasa setelah tertangkap. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
SitindaonNews.Com, || Linda Pudjiastuti atau dikenal juga dengan nama Anita Cepu mengatakan pernah bersama Inspektur Jenderal Teddy Minahasa pergi ke Taiwan untuk melihat pabrik sabu di sana.
Kesaksian Anita Cepu itu merupakan jawaban atas pertanyaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada sidang kasus sabu ditukar tawas yang kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu, 15 Maret 2023.
“Di dalam BAP saksi Teddy Minahasa dalam berkas terdakwa Linda. Teddy mengatakan kekesalan terhadap ibu Linda ditipu di Brunei dan di Laut China Selatan. Kemudian, izin saya kutip ‘kemudian, kedua saya diajak ke Taiwan dan ditemukan pabrik di sana’ pertanyaannya ke Taiwan dan ke pabrik dalam rangka apa?,” tanya JPU ke Linda.
Linda lantas menjawab singkat, pabrik sabu.
Kemudian, Anita Cepu mengatakan soal kegagalan mengungkap sindikat sabu di Laut China Selatan, ia telah meminta maaf kepada Teddy dan telah dimaafkan.
Setelah kegagalan itu, Anita mempunyai informasi tentang adanya pabrik sabu di Taiwan. Menurutnya, Teddy sempat bertanya soal apakah ia kenal dengan bandarnya dan jika mengenal mantan Kapolda Sumatra Barat itu meminta bagian.
"Ya bilang aja buy 1 get 1, dia bilang begitu,” kata Anita.
Anita mengatakan bandar Mister X mau kirim sabu ke Indonesia seberat 1 ton, maka bandar berikan jatah penangkapan 1 ton ke kepolisian. Meski demikian, hal itu ditolak oleh Teddy.
Teddy meminta uang sebesar Rp 100 miliar untuk pengiriman setiap 1 ton sabu.
“Jadi, saya ke sana ketemu mister X, waktu itu saya ketemu 3 kali di Taiwan dengan Pak Teddy,” tutur dia.
Akan tetapi, karena dianggap terlalu mahal oleh bandar sabu Taiwan. Transaksi itu tidak terjadi.
“Karena terlalu itu terlalu mahal akhirnya nggak jadi,” ucapnya.
Keberangkatan Anita ke Taiwan sebanyak 3 kali hanya dilakukan berdua dengan Teddy Minahasa. Ia mengatakan kesaksiannya tersebut bisa dibuktikan dari paspornya.
Sumbet: metro.tempo.co
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 284
 

Menko Polhukam Mahfud Md mengungkap ada transaksi janggal senilai Rp300 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Transaksi itu sebagian besar berada di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea Cukai.
"Saya sudah dapat laporan yang pagi tadi terbaru malah ada pergerakan mencurigakan sebesar Rp 300 T di lingkungan Kementerian Keuangan yang sebagian besar ada di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Bea Cukai, itu yang hari ini," kata Mahfud saat ditemui di UGM, Rabu (8/3/2023).
Mahfud mengaku sudah menyerahkan informasi itu kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan PPATK. Dia minta transaksi tiu dilacak.
"Sekarang hari ini sudah ditemukan lagi kira-kira Rp 300 T itu harus dilacak. Saya sudah sampaikan kepada Bu Sri Mulyani, PPATK juga sudah nyampaikan," ujar Ketua Tim Penggerak Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) ini.
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 288
 
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 548
 
Ilustrasi tabrakan
Sepasang kekasih yang bakal menikah mengalami kecelakaan lalu lintas hingga keduanya meninggal dunia.
Sepasang kekasih itu berinisial, DP (29) dan AAP (26). Mereka meninggal dunia usai mengalami kecelakaan di jalan Menteng VII, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan pada Kamis (5/4/2022) lalu.
Keduanya mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya usai kendaraan sepeda motor yang di kendari DP berbenturan dengan sepeda motor Suzuki Smash yang melintas.
Kapolsek Medan Area Kompol Sawangin menjelaskan, kecelakaan itu bermula saat pasangan kekasih yang dikabarkan akan segera menikah itu berboncengan dengan mengendarai sepeda motor.
"Naik Honda Beat, keduanya mau ke arah Amplas. Dan saat ingin berbelok ada sepeda motor Suzuki Smash datang dari arah lainya dan terjadilah kecelakaan itu. Katanya, memang keduanya pasangan kekasih yang akan menikah," kata Sawangin kepada Tribun Medan, Sabtu (7/5/2022).
Sawangin menyebut, saat itu pengendara sepeda motor Suzuki Smash memang melaju dengan kecepatan tinggi.
Benturan yang sangat keras membuat kedua pasangan tersebut jatuh ke aspal jalan.
Kedua pasangan kekasih itu pun kemudian mengalami luka serius hingga tak sadarkan diri.
Warga pun kemudian membawa keduanya ke rumah sakit terdekat.
"Memang sangat keras karena satu pengendara yang naik Suzuki Smash itu melaju agak kencang. Itu karenanya kedua pasangan itu tidak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit," kata dia.
Usai menabrak, pengendara Suzuki Smash tersebut kata Sawangin sempat menghantar keduanya ke rumah sakit. Namun dia lantas kabur diduga lantaran melihat kedua korban dalam kondisi luka parah.
"Memang pengendara Smash itu sempat membawa keduanya ke rumah sakit. Tapi kemudian dia melarikan diri," katanya.
Hingga saat ini, polisi pun masih memburu keberadaan pengendara tersebut. Sawangin menyatakan pihaknya sudah mengantongi identitas motor yang digunakan pada kecelakaan tersebut.
"Tapi identitas kendaraan sudah kita kantongi tinggal nanti kita bersama Samsat untuk mengecek pemilik kendaraan tersebut. Muda mudahan bisa segera kita dapat," katanya.
Sumber: tribunnews.com