Search
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 455
 
Ilustrasi polisi serbu Desa Wadas. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)
SitindaonNews.Com, || Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta mengatakan ribuan aparat kepolisian menyerbu Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo hari ini, Selasa (8/1).
Staf Divisi Kampanye dan Jaringan LBH Yogyakarta, Dhanil Al Ghifary menyebut ribuan aparat masuk dengan membawa senjata lengkap.
"Ribuan aparat sudah masuk ke Wadas ada yang masuk pakai mobil, jalan kaki, bawa senjata lengkap," kata Dhanil kepada CNNIndonesi.com, Selasa (8/1).
Dhanil mengatakan ribuan aparat itu melakukan penyisiran desa (swiping) dan menurunkan banner protes penolakan tambang batu andesit. Selain itu, aparat juga mengejar beberapa warga Wadas.
"Polisi sedang masuk nyopotin banner ada warga yang dikejar kejar juga," kata dia.
Dhanil mengungkapkan, sebelum aparat kepolisian secara massif masuk ke Desa Wadas, ada warga yang ditangkap secara paksa di sebuah warung kopi (warkop). Ia menyebut penangkapan itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.
"Tadi pagi ada satu warga yang ditangkap tanpa ada kejelasan terus dibawa ke Polsek. Itu warga ditangkap di warkop sekitar jam 7-an," ucapnya.
Ia mengatakan, LBH Yogyakarta saat ini tengah menuju lokasi untuk mendampingi warga Desa Wadas.
"Iya (pendamping). Sementara kami masih di jalan," tuturnya.
Sementara itu YLBHI mengatakan internet di Wadas sempat down. Sehingga, warga warga kesulitan untuk mengabarkan kondisi di sana.
"Kondisi saat ini, internet di Wadas juga sedang down, sehingga menyulitkan untuk berkabar melalui sosial media. Selain itu ribuan aparat sudah berkumpul di lapangan belakang Polsek Bener, bersenjata lengkap dengan tameng beserta anjing," kata YLBHI dalam twitter @YayasanLBHIndonesia, Selasa (8/2). CNNIndonesia.com sudah diizinkan mengutip.
Warga Desa Wadas Teriak Alerta
Warga Desa Wadas kemudian meneriakkan 'Alerta' atau alarm genting usai diserbu polisi. Alarm genting tersebut disuarakan lewat media sosial sejak Selasa (8/2) dini hari.
Arofah, salah satu warga sekitar menyebut bila kedatangan ratusan Polisi tersebut berkaitan dengan rencana penambangan batu andesit yang akan dipergunakan untuk proyek Bendungan Bener.
"Polisi masuk mulai masuk jam 9 pagi tadi, ada yang Brimob bersenjata, lewat jalan utama Kaliboto," ujar Arofah
Kedatangan Polisi ini tentu saja kembali memunculkan traumatis warga yang pernah terlibat bentrok dengan aparat. Terlebih, pemberitahuan bila akan dilakukan pengukuran tanah disampaikan secara mendadak pada Selasa subuh.
"Warga itu trauma kalau ada Polisi, apalagi jumlah banyak ada yang bersenjata. Kita ada pemberitahuan itu subuh tadi, mendadak kan," kata Arofah.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membenarkan kegiatan pengukuran yang dilakukan di Desa Wadas. Oleh Ganjar, adanya Polisi yang datang tak lepas dari menjaga situasi kamtibmas agar semua berjalan aman dan kondusif. Ganjar pun meminta warga tidak menyikapi secara berlebihan.
"Iya ada pengukuran, hanya pengukuran saja kok, tidak perlu ditakuti, tidak akan ada kekerasan," ungkap Ganjar.
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi pun mengonfirmasi kegiatan aparat di Wadas tersebut.
"Saya ikut di lapangan, di Wadas, memastikan tidak ada kekerasan. Prinsip kami melindungi masyarakat," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Diketahui, warga Wadas sudah melakukan penolakan terhadap penambangan batu andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener sejak 2016. Penolakan tersebut kerap mendapat tekanan dari aparat kepolisian.
Pada September 2019 misalnya, LBH Yogyakarta mengatakan saat itu warga juga dikepung oleh polisi dan 11 warga sempat ditangkap
Sumber: cnnindonesia
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 391
 
Polisi menangkap pelaku pembunuhan Sumber : VIVA/Putra Nasution
SitindaonNews.Com, || Satuan Reserse Kriminal Polresta Deli Serdang menangkap seorang pelajar SMA berinsial MSB (16) yang tega membunuh kekasihnya berinisial I (20) di areal persawahan, tepatnya di kubangan bekas Galian C di Desa Araskabu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu malam, 2 Februari 2021.
Berdasarkan data diperoleh, korban saat itu dijemput oleh pelaku di dekat rumahnya di Desa Paluh Sebaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Rabu malam, 2 Februari 2021, sekitar pukul 20.00 WIB. Kemudian, menggunakan sepeda motor kedua kekasih jalan-jalan.
Dalam perjalanan tersebut, pelaku mempertanyakan soal hubungan korban dengan lelaki lain. Namun, korban membantah dirinya selingkuh dan berujung adu mulut keduanya. “Sepanjang jalan terjadi cek-cok.
Kemudian mereka menuju area TKP terjadi pembunuhan,” ungkap Kapolresta Deli Serdang, Kombes Pol. Irsan Sinuhaji dalam jumpa pers di Mako Polresta Deli Serdang, Senin 7 Februari 2022.
Meski sempat bertengkar, antara korban dan pelaku sempat sepakat untuk berhubungan suami-istri dan sepeda motor pelaku memacu sepada motornya ke lokasi kejadian.
“Sesaat setelah terjadi hubungan badan, setelah memakai pakaian lengkap. Karena lokasi dekat pesawahan. Tiba-tiba pelaku mendorong korban sehingga korban terjatuh ke dalam ke kubangan air,” tutur Irsan.
Mantan Wakapolrestabes Medan itu, mengungkapkan saat pelaku melakukan penganiayaan, korban memberikan perlawanan dengan mencakar tubuh MSB.
Pelaku terus menceburkan tubuh korban ke dalam kubangan bekas galian C dengan ke dalam sekitar 5 meter.
“Pelaku lalu naik ke pinggir kolam untuk memastikan korban tidak bergerak lagi. Kemudian pelaku kembali pulang melakukan aktivitas dia seperti biasa,” kata Irsan.
Irsan menjelaskan selama proses penyelidikan dan mengungkapkan pelakunya. MSB beraktivitas seperti biasa pergi ke sekolah, tanpa ada beban masalah usai membunuh kekasihnya tersebut. “Selama petugas kepolisian mencari pelaku, si pelaku juga masih sempat masuk sekolah seperti biasa,” jelas Irsan.
Kemudian, tim Jatanras Satuan Reserse Kriminal Polresta Deli Serdang meringkus pelaku saat berkumpul dengan temannya tidak jauh dari rumahnya di Desa Sidourip, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Minggu 7 Februari 2022. “Lalu dibuktikan dengan ada bekas cakaran dan gigitan korban di tangan pelaku (saat membela diri),” kata Irsan.
Pelaku mengakui perbuatannya, Irsan mengungkapkan antara korban dan MSB baru menjalin kasih selama 1 tahun dan berkenalan di media sosial. “(Kenalnya) dari Facebook. Mereka ini sebenarnya lagi dekat atau pacaran kurang lebih satu bulan,” kata Irsan.
Atas perbuatannya, pelaku dikenakan Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHPidana tentang Pembunuhan Berencana.
Kini, MSB bersama barang bukti sudah diamankan di Mako Polresta Deli Serdang. “Ancaman hukuman pidana mati atau penjara seumur hidup.
Kita juga dari Polresta Deli Serdang, karena ini masih anak di bawa umur, usianya baru 16 tahun kita tetap melakukan koordinasi dengan Bapas (balai pemasyarakatan) agar penerapan dan penanganannya pas,” jelas Irsan
Sumber: viva.co.id
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 470
 
Polisi menemukan kuburan di sekitar lokasi kerangkeng manusia milik Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-angin (cnnindonesia/faridanoris)
SitindaonNews.Com, || Kepolisian menemukan sejumlah kuburan manusia yang sempat menghuni kerangkeng di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin.
Diduga penghuni kerangkeng mengalami penganiayaan hingga meninggal dunia dan dikuburkan di sana.
"Kuburan sudah ditemukan di beberapa titik oleh tim," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, Senin (7/2).
Hadi belum menjelaskan secara rinci lokasi kuburan ditemukan. Dia hanya mengatakan diduga lebih dari satu penghuni kerangkeng yang tewas.
"Ada dugaan penganiayaan hingga lebih dari satu orang tewas di kerangkeng Bupati Langkat, dan kita masih terus mendalaminya," jelasnya.
Sejauh ini, penyidik masih terus melakukan pendalaman. Puluhan saksi sudah dimintai keterangan. Bahkan penyidik juga sudah mengamankan sejumlah barang bukti.
"Untuk korban cacat diduga dianiaya ada, tapi masih dilakukan pendalaman," bebernya.
Terbit Klaim Kerangkeng itu Diketahui Aparat
Terpisah, Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin-angin mengaku aparat terkait telah mengetahui keberadaan kerangkeng manusia di rumahnya.
Menurutnya, keberadaan ruangan tersebut memang tidak pernah dirahasiakan sejak awal dan sudah diketahui khalayak umum.
"Kalau laporan tidak, tapi itu sudah umum, tidak dirahasiakan lagi. Iya diketahui (oleh aparat)," ujarnya kepada wartawan usai diperiksa Komnas HAM di markas KPK, Jakarta Selatan, Senin (7/2).
Terbit mengklaim ruangan itu juga sudah berdiri dan beroperasi jauh sebelum dirinya menjabat sebagai Bupati Langkat pada tahun 2019 kemarin.
Terkait alasannya tidak pernah melaporkan kerangkeng tersebut, ia berdalih bahwasanya ruangan itu bukan ditujukan sebagai tempat rehabilitasi. Melainkan hanya bertugas sebagai tempat pembinaan bagi masyarakat yang pernah menggunakan narkotika.
"Kalau izin itu bukan tempat rehab, itu pembinaan. Awalnya itu untuk pembinaan organisasi. Organisasi saya sendiri sebagai tokoh Pemuda Pancasila. Supaya bisa menghilangkan pecandu narkoba," ujarnya.(cnnindonesia.)
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 478
 
Ilustrasi pemerkosaan
SitindaonNews.Com, || Setelah lima bulan menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayah tirinya, FJ (16) seorang siswi salah satu SMA di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan akhirnya memberanikan diri untuk melapor ke polisi.
Sehingga, SY (42) yang merupakan ayah tiri FJ kini telah ditahan di Polres Musi Rawas, usai ditangkap oleh petugas.
Kasat Reskrim Polres Musi Rawas AKP Dedi Rahmat Hidayat mengatakan, aksi pemerkosaan SY terhadap FJ sudah berlangsung sejak Oktober 2021.
Korban semula sedang tertidur di kamar tempat tinggal mereka yang berada di Kecamatan Muara Kelingi, Musi Rawas, Sumatera Selatan.
Mendadak pelaku SY datang dan langsung mencabuli korban.
Saat itu, FJ tak bisa berbuat banyak karena diancam akan dipukul bila bercerita.
"Satu minggu kemudian karena merasa aksinya berjalan lancar, pelaku kembali mencabuli korban dan memperkosanya berulang kali," kata Dedi, Senin (7/2/2022).
FJ yang tak tahan dengan perbuatan pelaku akhirnya buka suara dan menceritakan semuanya kepada SL (36) yang tak lain adalah ibu kandungnya.
Namun, tanpa diduga rupanya SL tak percaya kepada korban sehingga cerita itupun diabaikan.
"Kemudian aksi korban bercerita kepada ibunya itu diketahui pelaku. Sehingga pelaku kembali mengancam korban dengan akan mengambil hp-nya jika kembali cerita kepada orang lain. Akhirnya pelakupun tak lagi bercerita, namun pelaku ternyata kembali memperkosa korban," ujar Kasat.
Lima bulan berlalu, FJ pun akhirnya bercerita kepada pamannya, JL (31).
Tanpa menunggu waktu, JL bersama FJ langsung melaporkan SY ke polisi sehingga ia pun ditangkap tanpa perlawanan.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengakui perbuatannya itu telah dilakukan berulang kali dengan modus selalu mengancam korban.
"Kondisi korban saat ini masih trauma, kami berikan pendampingan untuk mengembalikan psikisnya," ujarnya.
Atas perbuatannya, SY pun terancam dikenakan Pasal 81 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman penjara selama 15 tahun
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 587
 
Twitter @faiyas90 dan @Boutain
SitindaonNews.Com, || Rayan Oram, bocah 5 tahun yang terperangkap di dalam sumur sedalam 30 meter selama empat hari meninggal dunia setelah berhasil dievakuasi tim penyelamat, Sabtu (5/2/2022).
Dilansir New York Times, media pemerintah melaporkan Raja Maroko Mohammed VI langsung menelepon kedua orang tua Rayan untuk menyampaikan belasungkawa.
"Menyusul kecelakaan tragis yang merenggut nyawa anak Rayan Oram, Yang Mulia Raja Mohammed VI, semoga Tuhan melindunginya, menelepon Tuan Khaled Oram, dan Nyonya Wassima Khersheesh, orang tua almarhum yang meninggal dunia setelah jatuh ke dalam sumur," kata pernyataan itu.
Video di media sosial menunjukkan sorak-sorai, tepuk tangan, dan doa menggelegar dari ratusan warga saat petugas medis membawa bocah itu, dengan tandu merah melewati barisan polisi dan tentara Maroko menuju ambulans
Tetapi beberapa menit setelah penyelamatan dramatis itu, Kerajaan Maroko menyatakan bahwa bocah itu telah meninggal sebelum penyelamat berhasil mengevakuasinya

Rayan jatuh di sumur sedalam 30 meter (lebih dari 100 kaki) yang ada di dekat rumahnya di desa kecil Ighrane, sekira 60 mil dari Kota Chefchaouen pada Selasa (2/2/2022) sore waktu setempat.
Selama empat hari, tim penyelamat melakukan penggalian di sebelah sumur tempat Rayan jatuh untuk mengevakuasinya.
Mereka mengirimkan makanan, oksigen, dan air melalui selang serta menurunkan kamera untuk memantau kondisi bocah malang itu.
Media lokal juga melaporkan bahwa anak tersebut terlihat mengambil makanan dan air yang dijatuhkan kepadanya menggunakan tali
Insiden ini menyedot perhatian dunia hingga tagar #SaveRayan menggema di media sosial.
Tim penyelamat bekerja siang dan malam mencoba mengeluarkan bocah itu.
Mulanya, mereka mencoba menggali sumur tempat Rayan jatuh, namun kontur tanahnya dikhawatirkan bisa runtuh.
Akhirnya, tim melakukan penggalian di samping sumur itu dengan mengerahkan buldoser.
Sumur itu, menurut petugas, menyempit karena kedalamannya dan Rayan terperangkap di ruang sempit yang mereka perkirakan berdiameter kurang dari 20 inci.
Video dari tempat kejadian pada Jumat (4/2/2022) menunjukkan tim penyelamat secara manual mengebor secara horizontal ke arah Rayan.
Ratusan warga berkumpul di lokasi menggemakan doa dan teriakan penyemangat.
Bahkan sejumlah warga rela menghabiskan malam dengan tidur di bawah pohon untuk menunggu penyelamatan Rayan.
Sementara itu, keluarga Rayan membuat couscous, hidangan tradisional Maroko, dan menyajikannya kepada orang-orang yang berkumpul.
Hujan dan batuan keras memperumit proses pengeboran pada malam Jumat hingga Sabtu, hingga pekerjaan berjalan lambat.
Salah satu penyelamat, Abdelhadi Temrani, mengatakan kepada wartawan pada Sabtu pagi bahwa dia masih memiliki "harapan besar" Rayan masih hidup.
Sayangnya, sulit menilai kondisi bocah itu dari kamera pengawas.
Temrani mengatakan kamera menunjukkan anak laki-laki itu berbaring miring.
Di jam-jam terakhir penyelamatan, tim menggali menggunakan tangan dengan sangat pelan untuk menghindari tanah yang berbatu, berpasir dan tidak stabil ini runtuh.

Dilaporkan New York Post, seorang insinyur mengatakan kepada saluran televisi lokal bahwa mereka menggali hanya 20 cm per jam.
Ayah Rayan sedang memperbaiki sumur ketika putranya jatuh, tetapi awalnya tidak menyadari ke mana perginya bocah itu.
Ibunya mengaku keluarga telah mencari Rayan di sekitar rumah dan tidak menyangka bahwa putranya jatuh ke sumur.
Rayan ditemukan berada di dalam kedalaman 30 meter setelah ibunya mendengar tangisan
Sumber: tribunnews.com
- Details
 - Category: Trending News
 - By ZA Sitindaon
 - Hits: 456
 
Terbit Rencana Peranginangin menjelaskan kerangkeng manusia yang disebut tempat pembinaan para pecandu narkoba ketika diwawancarai oleh kanal YouTube, Info Langkat pada 9 Maret 2021 lalu. 
Sitindaonnews.Com - Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim) Komjen Pol Agus Andrianto meminta seluruh keluarga yang pernah menyerahkan saudaranya ke kerangkeng Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-angin mau memberi keterangan.
Dia menyebut tak sepantasnya keluarga menyerahkan anak atau kerabatnya ke dalam kerangkeng.
Menurutnya orang yang diserahkan itu memiliki hak asasinya sendiri untuk hidup bebas.
Apalagi, mereka memiliki pilihan sehingga tak pantas orang lain mewakili seseorang dikerangkeng, padahal dia dalam keadaan cakap.
Jenderal bintang tiga ini pun tak akan segan-segan memproses hukum keluarga yang enggan memberi keterangan dan dinilai menutupi kasus ini.
Mereka yang dianggap tidak mau memberikan keterangan dianggap pihak yang turut membantu penyekapan puluhan orang sehingga ada yang tewas.
"Sehingga kalau mereka tidak mendukung atau membantu tugas kepolisian di dalam menuntaskan masalah ini, saya minta ini akan diproses sebagai pihak yang ikut serta membantu kejadian penyekapan ditempat penampungan itu," kata Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Jumat (4/2/2022) petang.
Agus menyebut, sejauh ini tiga orang dinyatakan tewas akibat dugaan penganiayaan saat dikerangkeng di rumah pribadi Terbit Rencana Perangin-angin, di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Rentang waktunya pun disebut sejak tahun 2015 hingga tahun 2021.
Mantan Kapolda Sumut ini pun mendesak agar kasus ini ditingkatkan statusnya menjadi penyidikan.
"Oleh karena itu tadi sudah sepakat untuk segera ditingkatkan ke penyidikan dan akan mengusut tuntas semua kejadian di sana," katanya.
Agus Andrianto juga menduga berdirinya kerangkeng seluas sekitar 6x6 meter selama 10 tahun itu dibekingi organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP).
"Saya rasa itu bukan perbudakan modern. Orang yang mengambil kekuatan, keuntungan dari orang yang tidak berdaya dengan memanfaatkan kekuatan OKP," ucapnya
Sumber: tribunnews.com
More Articles …
- Katanya Negeri Relijius Ternyata Negeri Maling, Bukannya Menolong Malah Raja Tega Jarah Warga Yang Kena Musibah
 - Di Negeri Sarang Koruptor, Hukuman Cuma 1 Tahunan dan Tidak Dimiskinkan
 - Pengakuan Napi Lapas Cipinang: Bayar Rp30 Ribu per Minggu untuk Bisa Tidur Beralas Kardus
 - Aniaya Tahanan Hingga Tewas, Empat Oknum Polisi Polres Bener Meriah Ditetapkan jadi Tersangka