SITINDAON NEWS SITINDAON NEWS

Categories

  • Trending News (723)
  • Tarombo Marga Sitindaon (48)
    • Sukacita & Dukacita (12)
  • Politik & Opini (270)
  • Ekonomi & Bisnis (266)
  • Lifestyle & Health (362)
  • Tekno & Sains (69)
  • Entertaintment (65)
    • Games (0)
  • Food & Travel (93)
  • Budaya (57)
  • Inspirasi dan Inspiratif (133)
    • Jansen Sitindaon (31)
  • Sport (16)
  • Lowongan Kerja (29)
  • International (29)
  • Mimbar HKBP (0)
    • HKBP Pasar Minggu (3)
  • Pilpres 2019 (69)
  • Hukum & Kriminal (12)

Berdiri sejak 2018

  • Login
SITINDAON NEWS SITINDAON NEWS
  • Homepage
  • Tarombo Marga Sitindaon
    • Jansen Sitindaon
  • Siapa kita?
  • MORE

    HOT CATEGORIES

    • Pilpres 2019
    • Our Social Media
    • Games

    USER

    • Login Form
    Show
    • Forgot your username?
    • Forgot your password?
  • WTNG
Berlangganan buletin kami Newsletter
  1. You are here:  
  2. Home
  3. Politik & Opini
  4. KESOMBONGAN ORANG JAKARTA

Search

Details
Category: Politik & Opini
ZA Sitindaon By ZA Sitindaon
ZA Sitindaon
08.Jan
Hits: 692

KESOMBONGAN ORANG JAKARTA

FB IMG 1610058380152

KESOMBONGAN ORANG JAKARTA

Sebetulnya hanya untuk menyebut beberapa orang. Artinya tak setiap orang Jakarta sombong. Yang baik, rendah hati, dan pintar, sebenarnya lebih banyak. Cuma, media konvensional lebih suka mengutip orang Jakarta yang sombong. Sudah sombong, buruk pula.

Tadi sore, misalnya, TV-One meminta komentar Ridwan Saidi, mengenai ‘temuan’ tunawisma dalam blusukan Tri Rismaharini. Mensos yang baru seumur jagung, dari Surabaya langsung blusukan, dan bikin gerah orang Jakarta.

Ridwan Saidi, lahir dan tinggal di Jakarta, sejak 80 tahun lampau. Sementara Risma? Belum juga seminggu. Mangkanya Ridwan merasa dilecehkan. Bukan hanya mengritik Risma, tetapi juga menghinanya. Orang baru kemarin sore di Jakarta, katanya. Ridwan mengatakan dirinya lebih tahu Jakarta. Tak ada gelandangan di Thamrin, katanya. Di Jakarta ini banyak orang pintar, katanya pula. Omongan orangtua, yang seperti biasa, agak susah dihormati.

Bachtiar Chamsah, narsum bekas Menteri Sosial yang juga diminta komentar, mengatakan blusukan Risma itu politis. Tak ada gunanya. Ia mengamini pendapat Ridwan Saidi, di Jakarta itu banyak orang pintar. Dan ia juga menilai, langkah Mensos itu tidak benar. Ia minta urusin dulu itu soal korupsi menteri sebelumnya.

Bachtiar ini entah lupa, pura-pura dungu, atau muna. Ia sendiri juga mensos yang dipenjara karena korupsi mesin jahit dan impor sapi. Menteri Sosial jaman Megawati dan SBY itu (2001 s.d 2009), divonis bersalah karena korupsi dalam proyek pengentasan fakir miskin Depsos (2006). Tapi sore tadi itu ((7/1), politikus dari PPP itu berlagak suci.

Agak dengan bahasa belibet, Ahmad Riza Patria, wakil gubernur DKI Jakarta, yang juga menjadi narsum, sebetulnya sama penilaiannya. Sebagai penguasa Jakarta, meski wakil, ia merasa lebih tahu. Dan minta agar ada koordinasi (antara Pemda DKI dengan Pempus). Namun intinya sama, langkah Risma agaknya tak menyenangkan ‘orang’ Jakarta. Bahkan anggota DPRD DKI Jakarta, dari Demokrat, juga tak suka blusukan Risma yang dituding politis. Rocky Gerung juga tak suka, tapi kalau yang ini entah apa alasannya.

“Tak ada gelandangan di jalan Thamrin”, hanya untuk mengatakan Jakarta sudah baik. Tak ada kemiskinan, setidaknya di jalan protokol. Meski kata-kata Ridwan, benar-benar ironi. Apakah Ridwan yang pintar itu tahu, jembatan penyebrangan orang di Matraman bobrok? Dan mengkhawatirkan kondisinya, karena bisa ambrol? Kalau Ridwan tidak tahu, klaim soal banyak orang pintar di Jakarta itu, tak berkorelasi bahwa pintar = bermanfaat.

Ada begitu banyak kenyataan orang pintar tak bermanfaat, hanya karena merasa paling pintar alias sombong. Dan media yang memberi ruang pada persona seperti itu, demi kontroversi atau jebakan teori konflik, agar mendapatkan perhatian publik.

Keyakinan jadul itu, menunjukan ketidakmampuan media memposisikan diri dalam perubahan situasi sosial dan politik. Media kemudian merosot nilainya hanya sebagai amplifier. Ketika masyarakat awam mempunyai medianya (medsos), lembaga pers yang dulu disebut mainstream media (kemudian berubah menjadi media konvensional), kini bukan lagi lembaga yang bisa dipercaya.

Di Australia, dalam penelitian media tahun 2012, pers (juga partai politik) adalah lembaga yang tak lagi dipercaya. Hal yang sama, juga terjadi pada masyarakat AS, paska kemenangan Obama dan berpuncak pada Trump. Dalam Digital News Report 2019, Reuters yang memiliki lembaga untuk studi jurnalistik, melaporkan hasil kajiannya bahwa 33% warga global mengaku tak bisa lagi percaya pada kebenaran berita. Apalagi ketika media tak lagi bisa menutupi posisinya, yakni memiliki kepentingan-kepentingan berkait dengan keberadaannya. Bisa dari sisi ekonomi-bisnis, atau pun politis.

Jargon pemisahan fakta dan opini, masih didengung-dengungkan. Tapi beropini sejak dalam perencanaan berita yang mau dimunculkan, adalah fenomena yang makin nyata. Maka ketika Risma menemu gelandangan di Thamrin, bukan bagaimana pembahasan pada persoalan kenyataan sosial. Namun lebih pada soal menegasi apa yang dilakukan Mensos baru itu.

Mensos bukan walikota, demikian diksi yang dikeraskan. Ia mengurusi rakyat sak Indonesiah Rayah. Dan di situ, media menghilangkan substansi permasalahannya. Dan itu kesombongan baru. Orang Jakarta lebih sensi dengan angka 2024, daripada angka kemiskinan. | @sunardianwirodono.

Sumber: https://www.facebook.com/803774136380640/posts/3870686419689381/

ZA Sitindaon
ZA Sitindaon

No comments

Leave your comment

In reply to Some User
Previous article: TIDAK TAHU APA AGAMA MEREKA Prev Next article: Jansen Sitindaon: Ditunggu Kinerja Menteri Baru, Alokasi Uang Atasi Pandemi Jangan Dikorupsi Lagi Seperti Kasus Bansos Next

Popular Posts

  • Cara Mengatasi Internet Telkomsel 'Lemot', Ikuti Langkah-langkahnya Agar Akses Internetmu Lancar
    27.Nov
  • Emak Emak Yang Terlibat Menjual Senjata Untuk Aksi Rusuh 22 Mei 2019
    28.May
  • Semrawutnya Parkir di Kawasan Pusat Pasar Medan
    04.Jan
  • Bokom, Makanan Pengantar Sejarah Aceh Singkil yang tak Lekang Digerus Zaman
    07.Sep

Categories News

  • Lowongan Kerja
  • Trending News
  • Food & Travel
  • Lifestyle & Health
  • Sport
  • Tekno & Sains
  • Entertainment
  • Ekonomi & Bisnis
  • Kisah Insipirasi
  • Budaya
  • Politik & Opini
  • Hukum & Kriminal
  • Mimbar HKBP
  • International

Follow Us

Facebook Sitindaon News Instagram Sitindaon News YouTube Sitindaon News Twitter Sitindaon News Email Berlangganan Buletin Kami

SITINDAON NEWS 1

Sitindaon News menuju Situs Web Portal Berita Online berkelas dunia melalui penyediaan jasa informasi dan berbagai produk multimedia lainnya sehingga terbangun Tugu Namangolu didalam maupun diluar negeri khususnya marga Sitindaon yang nantinya dapat menjalankan fungsi² sosial lainnya bagi masyarakat luas. Berdiri sejak 2018.

Bagikan Share
FacebookFacebook MessengerMessenger TwitterTwitter WhatsAppWhatsApp TelegramTelegram Copy LinkCopy Link