Diskusi sesama pedagang atas situasi sepi pengunjung di Pusat Pasar Medan dan kondisi trotoar gedung pasar sebelah Selatan yang beralih fungsi jadi parkir motor.(Foto SitindaonNews)
Pedagang Pusat Pasar Medan Menjerit, Sepi Pengunjung hingga Fasum Beralih Fungsi dan Tarif Parkir Mobil Mencekik Leher Pengunjung.
SitindaonNews.Com | Pusat Pasar Medan sebagai salah satu pasar tradisional terbesar di Sumatera Utara semakin hari semakin sepi dari pengunjung.
Sepinya pengunjung ke pasar ini membuat pedagang mengeluh akibat aktivitas perdagangan atau transaksi jual beli sangat jauh berkurang.
Kondisi ini selain daya beli masyarakat yang lemah juga diakibatkan kondisi dan fasilitas pasar yang semakin buruk sehingga pengunjung menjadi malas atau takut berbelanja di pasar ini.
Penasehat dan Bendahara Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatera Utara (P3TSU) Pusat Pasar Medan, Alfarizi dan Mikhael berdiskusi dengan salah seorang pedagang tentang situasi pasar yang sepi pengunjung.
Yang juga dikeluhkan para pedagang termasuk fasilitas umum yang berubah fungsi menjadi lapak jualan pedagang kakilima serta tarif parkir mobil yang mencekik leher pengunjung.
Minimnya fasilitas publik membuat pengunjung enggan datang ke pasar ini. Pengelola pasar yaitu PD Pasar Kota Medan tidak memperhatikan kenyamanan dan keamanan pengunjung, seperti tidak adanya rest area atau tempat duduk istirahat pengunjung di area publik.
Tempat-tempat publik dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang menjual dagangannya di tangga utama, membuat pengunjung terhalang oleh barang dagangan yang terpajang di tiap anak tangga naik ke lantai dua pasar ini, kondisi ini membuat jalan naik menjadi terhalang, tidak jarang pada kondisi ini para pengunjung menjadi korban pencopetan di area tersebut.
Fasilitas publik lainnya seperti eskalator dan lift juga tidak berfungsi, perawatan gedung juga tidak diperhatikan oleh pengelola, dinding yang kusam dan kotor, ubin lantai banyak yang sudah pecah.
Trotoar luar disekeliling gedung hancur berantakan menjadi tempat parkir motor membuat gedung terlihat semrawut.
Trotoar yang beralih fungsi menjadi parkiran motor
Tarif parkir mobil di pasar tradisional ini yang dikelola oleh pihak lain dirasa sangat memberatkan, hal ini semakin mengurangi minat pengunjung datang berbelanja ke pasar ini.
"Para pedagang selalu membayar iuran, tapi fasilitas dan perawatan gedung sangat memprihatinkan" kata Alfarizi sebagai sesepuh dan penasehat Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatera Utara (P3TSU) Unit Pusat Pasar Medan, didampingi oleh Mikhael sebagai bendahara.
Bahkan ada beberapa pedagang yang tidak dapat bertahan lagi sehingga harus menutup usahanya sebagai akibat sepinya pengunjung.
"Kami hanya akan mendukung calon pemimpin kota Medan yang akan datang yang benar-benar serius memperhatikan para pedagang tradisional kota Medan khususnya pedagang tradisional di Pusat Pasar Medan ini, sehingga roda perekonomian di kota Medan ini dapat bergeliat kembali" kata Alfarizi dan Mikhael serentak....*ZAS*
BUGARINDO - Hidup Sehat dengan Buah Segar Indonesia