Ilustrasi organ hati
Peran hati sangat penting bagi kesehatan kita. Sayangnya, penderita penyakit hati terus meningkat selama bertahun-tahun, dan telah menjadi penyebab kematian paling umum kelima, dan penyebab kematian nomor dua di antara semua penyakit pencernaan di AS.
Disebut sebagai organ multitasking utama, praktisi kuno percaya bahwa hati adalah salah satu organ utama yang perlu dirawat. Ketika hati tidak bekerja dengan baik, distensi dan ketidaknyamanan di dalam sistem pencernaan terjadi, yang kemudian dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain.
Tanpa organ hati, metabolisme kita tidak akan berfungsi dengan baik, sirkulasi pun tidak sehat, dan hormon tidak seimbang. Kerusakan hati dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya keturunan, paparan racun yang berkepanjangan dan penyakit hati jangka panjang, seperti sirosis. Berikut gejala-gejala kerusakan hati yang paling umum.
Nyeri perut
Nyeri menusuk atau berdenyut di daerah perut merupakan salah satu tanda awal kerusakan hati. Masalah ini seringkali dapat diatasi hanya dengan penanganan yang tepat dari masalah yang mendasarinya.
Pembengkakan perut
Jika hati rusak akan mengganggu aliran darah ke organ, meningkatkan tekanan di pembuluh darah di sekitarnya, termasuk yang bertanggung jawab untuk mengangkut darah dari limpa dan usus ke hati. Pada gilirannya akan mengarah pada tekanan darah yang lebih tinggi atau suatu kondisi yang dikenal sebagai hipertensi portal dan menghasilkan akumulasi cairan di sekitar perut yang disebut asites.
Mual atau muntah
Hati yang rusak tidak dapat mengeluarkan racun dari tubuh, yang menyebabkan perubahan tiba-tiba pada pencernaan dan metabolisme normal. Perubahan ini menyebabkan banyak masalah pencernaan, termasuk mual dan muntah.
Kelelahan
Para peneliti telah menemukan bahwa kerusakan hati menyebabkan kelelahan kronis yang diyakini sebagai produk sampingan dari perubahan neurokimia di otak dan ketidakseimbangan hormon.
Memar
Hati menghasilkan enzim protein yang diperlukan, dan gangguan hati menyebabkan mekanisme pembekuan darah yang rusak, yang dapat menyebabkan perubahan pada warna kulit. Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal melaporkan, Ketika hati memperlambat produksi atau berhenti memproduksi protein yang dibutuhkan untuk pembekuan darah, seseorang akan mudah memar atau berdarah.
Perubahan warna kuning pada kulit dan mata
Masalah hati sering menyebabkan perubahan warna pada mata dan kulit, karena akumulasi pigmen empedu yang disebut bilirubin, yang tidak dapat dihilangkan dengan baik. Ini ditandai dengan rona kekuningan pada kulit atau mata dan juga menyebabkan gejala, seperti gatal di seluruh tubuh, penggelapan urine, dan gangguan kognitif.
Kulit kering atau iritasi
Hati yang rusak tidak dapat memasok cairan dalam tubuh dengan benar, sehingga kulit menjadi kering, teriritasi bahkan mungkin Anda mengalami kemerahan pada tangan atau kaki, menguningnya selaput lendir, atau timbul bercak yang tidak dapat dijelaskan.
Untungnya, organ hati sangat adaptif, dan jika dirawat hati dapat sembuh dengan sendirinya. Sebagian besar penyakit terkait hati menerima diagnosis positif jika dikontrol dan dibimbing oleh seorang profesional medis. Karena itu, jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan profesional medis, untuk mengetahui penyebab yang mendasari dan menangani masalah ini tepat waktu.
Sumber: Power of Positivity