fbpx

KETIKA AGAMA KEHILANGAN TUHAN

Dulu agama menghancurkan berhala. Kini agama jadi berhala. Tak kenal Tuhannya, yg penting agamanya.

Dulu orang berhenti membunuh karena agama. Sekarang orang saling membunuh karena agama.

Dulu orang saling mengasihi karena beragama. Kini orang saling membenci karena beragama.

Ajaran agama tak pernah berubah dari dulu. Tuhannya pun tak pernah berubah dari dulu.

Lalu yg berubah apa ? MANUSIANYA!!!

Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya, yg paling cerdas diantara orang2 lainnya. Sekarang orang yg paling dungu yg tidak bisa bersaing dg orang2 lainnya, dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama.

Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian. Sekarang siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang, karena diajarkan pemimpin agamanya untuk berdoa supaya lulus.

Dulu agama mempererat hubungan manusia dg Tuhan. Sekarang manusia jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dg urusan2 agama.

Dulu agama ditempuh untuk mencari Wajah Tuhan. Sekarang agama ditempuh untuk cari muka di hadapan Tuhan.

Esensi beragama telah dilupakan. Agama kini hanya komoditi yg menguntungkan pelaku bisnis berbasis agama, karena semua yg berbau agama telah didewa2kan, takkan pernah dianggap salah, tak pernah ditolak, dan jadi keperluan pokok melebihi sandang, pangan, papan.

Agama jadi hobi, trend, dan bahkan pelarian karena tak tahu lagi mesti mengerjakan apa.

Agama kini diperTuhankan, sedang Tuhan itu sendiri dikesampingkan.

Agama dulu memuja Tuhan. Agama kini menghujat Tuhan. Nama Tuhan dijual, diperdagangkan, dijaminkan, dijadikan murahan, oleh orang2 yg merusak, membunuh, sambil meneriakkan nama Tuhan. Takebiiir ✊

Tuhan mana yg mengajarkan tuk membunuh?
Tuhan mana yg mengajarkan tuk membenci?

Tapi manusia membunuh, membenci, mengintimidasi, merusak, sambil dg bangga meneriakkan nama Tuhan, takebiiir ✊

Berpikir bahwa Tuhan sedang disenangkan ketika ia menumpahkan darah manusia lainnya.

Agama dijadikan senjata tuk menghabisi manusia lainnya.

Dan tanpa disadari manusia sedang merusak reputasi Tuhan, dan sedang mengubur Tuhan dalam2 di balik gundukan ayat2 dan aturan agama.

Mereka mengatakan ada 1 Tuhan. Tapi nyatanya ada 2 Tuhan.

1. Tuhan yg mereka ciptakan.
2. Tuhan yg menciptakan mereka.

✍? Ediez eidelweiss

Sumber: https://www.facebook.com/803774136380640/posts/3368604276564267/

1593826123524

SitindaonNews.Com | Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Ritual melempar kepala kerbau ke dasar sungai di Dam Bagong, Trenggalek, Jawa Timur yang digelar dalam rangkaian tradisi "nyadranan" masyarakat adat dan Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jumat, berlangsung meriah meski telah dilakukan sejumlah pembatasan karena wabah COVID-19.

Seperti juga tahun-tahun sebelumnya, masyarakat tetap saja berjubel menyaksikan prosesi pelemparan kepala kerbau yang menjadi simbol tumbal kepala gajah putih itu oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

HIDUP SEHAT DENGAN BUAH DAN SAYURAN SEGAR INDONESIA 

FB IMG 1593470640259

"Tahun ini, tradisi nyadran digelar secara terbatas, mengingat kondisi pandemi yang belum usai," kata Bupati Nur Arifin.

Ia mengklaim keputusan mengurangi sebagian prosesi nyadranan, seperti arak-arakan, pagelaran wayang kulit dan hiburan tari jaranan cukup berhasil mengurangi jumlah pengunjung yang hadir.

Meski suasananya tetap meriah oleh warga, namun mereka disebut berasal dari daerah sekitar Dam Bagong. Tidak ada warga luar kota/daerah.Bupati Trenggalek Moch Nur Arifin melempar bagian kaki-kaki kerbau dalam tradisi nyadranan di Dam Bagong, Trenggalek, Jumat (3/7/2020). (Foto HO Humas Pemkab Trenggalek) 
Sebagai pengganti arak-arakan yang meramaikan acara seperti biasanya, panitia hanya menggelar khotmil Qur’an, ziarah makam Adipati Minak Sopal, dan terakhir melarung kepala kerbau ke dasar Dam Bagong.

“Ini adalah hajat budaya kita, Nyadran Dam Bagong, sebagai bentuk syukur masyarakat di mana Allah telah memberikan rezeki," tutur Nur Arifin dalam pidato sambutannya menghadiri ritual adat tersebut.

"Air kita tidak kering, sawah-sawah bisa terairi, panenan lancar, kemudian masyarakat bersedekah lewat salah satunya membagikan daging kerbau kepada masyarakat sekitar,” imbuhnya.

Arifin berharap tradisi serta budaya yang telah mengakar di masyarakat terus lestari.

Menurutnya dengan menjaga tradisi, masyarakat akan tetap mengingat jasa-jasa para leluhur terdahulu.

“Kemudian kalau ada rezeki yang kita dapat ya kita bagikan, kita sedekahkan, seperti sedekah Nyadran di Dam Bagong ini," katanya. (*)

Sumber: antaranews.com

thumb 04034f29956066973aee8fbf17d7de6d2b1a717c

AMPARA

Hombar tu sundut tarombo, godang do hape halak hita na hurang sangkan panjouon partuturon tarlobi di angka na marhaha-anggi partubu ala dang adong tarsurat ruhutna. Isarana, panjouon 'ampara' godangan do pandapot mandok panjouon tu dongan tubu na so tangkas tarombo do ninna, jala terkesan negatif. Lapatanna, hurang do dengganna ninna molo nijou 'ampara' tu haha-anggi partubu naung tangkas tarombona. Hape sabotulna dang adong unsur negatif disi molo rap mangantusi hita lapatan ni 'ampara'.
Hata 'ampara' mangihuthon kamus bahasa Batak marmula sian hata 'ama' dohot 'para' na marlapatan 'amang na timbo'. Doli-doli jotjot do dijou 'ampara sidoli'.
Di luar ni luat Toba tar hurang do jojor ni tarombo di angka na mardongan tubu. Holan masibotoan samarga alai dang jelas haha-anggi partubu dohot sundut. Jadi masijouan ma 'ampara' asa lebih netral dalam pengertian kesetaraan (egaliter) laho masipasangapan. Alai somalna na hira dos umur do masijouan 'ampara'. Dungi na tumua tu na umposo sebagai penghormatan. Jala dang adong hurangna nang berlaku di halak Toba hata 'ampara'. Pengalaman ni panurat, parhahaon manang paramongon jotjot do manjou 'ampara' tu panurat laho marsuru tingki dakdanak patudu holongna. Jala las do roha molo dijou 'ampara' sebagai penghargaan. Sebalikna na umposo hurang do sumanna mandok 'ampara' tu na tumua nangpe sian sundut na untoru nomorna. Nangpe anggi partubu nasida tumagon do amanguda daripada ampara manang anggia, apalagi anaha. Molo haha ni partubu nasida nangpe ditoru nomor na tong do nijou amangtua manang hahang tu na tumua. Tu na umposo boi ma nijou ampara.
Ima pandapot. Pinaima pandapot na asing manambai wawasan. Horas.

Copas" https://www.facebook.com/groups/304930243219280/permalink/1117518101960486/

Screenshot 20200427 185028

?ASAL USUL NAMA ORANG BALI

?Asal Usul dan Arti Nama Orang Bali
Jika Anda sedang berada di Bali,Anda tentu sering mendengar nama-nama khas Bali mulai Wayan,Made,Nyoman,Ketut,dan sebagainya.Semua nama itu ternyata ada artinya.

✍️Kita mulai dulu dengan sebutan I dan Ni pada nama-nama orang Bali. Huruf I di depan nama Wayan misalnya,adalah kata sandang yang bermakna laki-laki.Sementara kata sandang penanda kelamin perempuan adalah Ni.I dan Ni juga bermakna seorang lelaki dan wanita dari keluarga masyarakat kebanyakan,tidak berkasta atau biasa disebut orang jaba.Jika ia terlahir di keluarga penempa besi,maka orang Bali ini bernama Pande. Bila di depan Wayan gelarnya Ida Bagus,ia tentu terlahir di keluarga Brahmana.Ida Bagus berarti yang Tampan atau Terhormat.Jika saja ia digelari Anak Agung,maka ia lahir di keluarga bangsawan.

✍️Nama Wayan berasal dari kata “ wayahan " yang artinya yang paling matang.
✍️Titel anak kedua adalah Made yang berakar dari kata " Madia " yang artinya tengah.
✍️Anak ketiga dipanggil Nyoman yang secara etimologis berasal dari kata " uman " yang bermakna “ sisa ” atau “ akhir ”.
Jadi menurut pandangan hidup orang Bali,sebaiknya sebuah keluarga memiliki tiga anak saja. Setelah beranak tiga,kita disarankan untuk lebih “ bijaksana ”.Namun zaman dahulu,obat herbal tradisional kurang efektif untuk mencegah kehamilan,coitus interruptus tidak layak diandalkan, dan aborsi selalu dipandang jahat,sehingga sepasang suami istri mungkin saja memiliki lebih dari tiga anak.

✍️Anak keempat gelarnya Ketut.Ia berasal dari kata kuno " Kitut " yang berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari sesisir pisang.Ia adalah anak " bonus " yang tersayang. Karena program KB yang dianjurkan pemerintah,semakin sedikit orang Bali yang bernama Ketut.Itu sebabnya ada kekhawatiran dari sementara orang Bali akan punahnya sebutan kesayangan ini.

♥️Wayan, Made, Nyoman, Ketut♥️

?Menurut situs balirustique com,orang Bali memiliki sebuah tabu atau pantangan bahwa petani tidak boleh menyebut kata tikus,yang di Bali disebut bikul,jika sedang ada di sawah.Menyebut tikus di sawah,dipercaya bagai mantra yang bisa memanggil tikus. Untuk itu jika sedang di sawah,orang memanggilnya dengan julukan spesial ” Jero Ketut ”.Ia bermakna tuan kecil.Ini berangkat dari pandangan bahwa tikus bagimanapun juga adalah bagian dari keseimbangan alam.

✍️Bila keluarga berencana gagal,dan sebuah keluarga memiliki lebih dari empat anak,maka mulai dari anak kelima,orang Bali mengulang siklus titel di atas.Anak kelima bergelar Wayan,keenam Made,dan seterusnya.

✍️Namun jika bicara lebih rinci,ketiga titel hirarki kelahiran orang Bali memiliki sinonim;
?untuk Wayan:Putu,Komang,atau Gede;
?untuk Made:Kadek atau Nengah; ?untuk Nyoman:Komang.
?Sementara nama Ketut yang istimewa tak bersinonim.

✍️Seperti orang Jawa,orang Bali tidak memiliki nama marga atau nama keluarga ( family name ).Jadi kalau dilihat dari kaca mata orang barat,orang Bali hanya memiliki first name tanpa family name.Konon ini memudahkan orang untuk menyamar di waktu perang.Bahkan bila terpaksa,setelah kekalahan militer,seorang bangsawan bisa mengaku sebagai orang kebanyakan.Dan seluruh keturunannya pun terpaksa memakai titel I atau Ni.

✍️Meski tidak mengenal nama marga atau fam,ada juga orang Bali yang yang turun temurun dengan jelas menambahkan nama marga atau sub marga sepeti Dusak, Pendit,dan lain lain di belakang nama depan .Misalnya saja ( hanya rekayasa ),Wayan Sujana Pendit.Di jaman modern ketika nama keluarga jadi penting untuk urusan paspor atau kalau tinggal di luar negeri, beberapa keluarga Bali yang progresif membuat nama marga baru yang biasanya diambil dari nama seorang ayah yang berpendidikan tinggi dan “ sukses ”.

✍️Banyak hal yang berubah di Bali sejak kemerdekaan IndonesiaBila di zaman dulu orang menamai anaknya sekehendak hati,sering tanpa arti,atau hanya onomatope,di zaman sekarang ini,orang-orang mulai ramai memakai nama yang berasal dari bahasa Sanskerta.Ada juga nama orang Bali kini yang sudah 'bernuansa' barat seperti misal I Ketut Bobby atau Ni Luh Ayu Cindy.

?Dikutip dari berbagai sumber
Kiranglangkung ampure...?
Semoga bermanfaat..?
Rahayu..??

Copas: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3145110985580265&id=803774136380640

1577426253982

Mumi Agat Mamete Mabel yang dirawat oleh Eli Mabel (kiri) di desa Pumo, Distrik Wogi, Silakarmo Doga, Wamena, kabupaten Jayawijaya, Papua, 9 Agustus 2017. Eli Mabel merupakan keturunan ke -13 yang menjaga mumi tersebut, kemungkinan usia mumi itu berumur lebih dari 200 tahun. Tempo/Rully Kesuma

Jakarta - Pada masa prasejarah Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, memiliki dua tradisi penguburan yaitu jenazah dibakar atau disimpan dalam bentuk mumi.

Penanganan mayat dengan cara dikremasi umumnya dilakukan untuk seluruh anggota Suku Dani.

006942500 1496668971 20170605 Flamingo AP

Uni Emirat Arab (UEA) makin fokus untuk menggencarkan toleransi di kalangan masyarakatnya. Fasilitas tempat ibadah tiga agama samawi, Islam, Krisitiani, dan Yahudi, akan diakomodasi lewat pembangunan proyek Abrahamic Family House.

Dilaporkan VOA Indonesia, Minggu (15/12/2019), kompleks itu tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah namun juga berbagai kegiatan yang menekankan pada dialog antar agama

Screenshot 20191220 161953Ilustrasi sapi. (Pixabay/Kamil Slusarczyk)

Perayaan Hari Natal tinggal hitungan hari, semua orang telah bersiap tak terkecuali bagi masyarakat Batak Toba. Tahukah travelers, bahwa masyarakat Batak Toba memiliki tradisi Natal yang serupa dengan kurban saat Idul Adha?

Nah, tradisi menyembelih hewan ternak ini kerap disebut warga masyarakat sekitar dengan marbinda. Tradisi ini sekilas sangat mirip dengan yang dilakukan oleh umat Muslim ketika Idul Adha tiba lho.

FB IMG 1576209468924

SOPO PARGURUAN BIUS MOTUNG SIOPAT MARGA DIRESMIKAN 

SitindaonNews.Com - Sopo Parguruan (Perpustakaan) Bius Motung Siopat Marga, Manurung, Sitorus, Sirait dan Ambarita, yang dihiasi gorga batak, berlokasi di Motung, diresmikan, Rabu (11/12/2019).

Peresmiannya ditandai pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti Sopo Parguruan oleh Bius Motung Siopat Marga, masing-masing marga diwakili satu orang, disusul Kepala Desa Motung, Kepala Desa Pardomuan Motung, Kepala BODT dan Bupati.

IMG 20191208 151249

SITNDAONNEWS. COM - Novel Amangbao Parsinuan Edisi Bahasa Batak Karya M. Tansiswo Siagian Diburu Banyak Orang. 

Baru satu minggu diluncurkan Novel Amangbao Parsinuan sudah terjual/terkirim 402 eksemplar dan menyusul hari ini 37 eksemplar lagi.